Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gadget untuk Anak: Price, Review, Value, & Control

15 April 2023   18:29 Diperbarui: 10 Mei 2023   14:44 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cermati gadget untuk anak Anda: harga, ulasan, nilai pendidikan, kontrol orang tua, harus menjadi pertimbangan sebelum membeli untuk menghindari dampak negatif.

Menjadi konsumen cerdas dalam membeli gadget (gawai) memang sangat penting, apalagi jika gadget itu akan digunakan oleh anak-anak. Memang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli gadget, seperti merek, kualitas kamera, dan modelnya.

Namun, dari pengalaman saya, yang paling penting sebelum itu adalah mencermati empat hal yang menurut saya boleh kita sebut sebagai price (harga), review (ulasan), value (nilai), dan control (kontrol/kendali).

Harga barang

Soal harga ini saya jadikan urutan pertama, karena fakta di Indonesia secara umum: semuanya UUD, alias ujung-ujungnya duit. Memang betul, sebagai orang tua kita ingin memberikan gadget terbaik bagi anak. Namun menurut saya, kita juga perlu mempertimbangkan anggaran, apalagi jika untuk itu kita punya keterbatasan.

Jadi sebelum memilih, kita bisa menentukan dulu plafon atau batas tertinggi dana yang kira-kira akan kita keluarkan. Kalau saran saya, jangan hanya membeli secara impulsif karena punya uang, namun pastikan pula gadget itu sesuai dengan anggaran.

Ulasan dari konsumen lain

Salah satu cara untuk mengetahui gadget terbaik untuk anak adalah dengan membaca review tentang perangkat yang ingin Anda beli. Dari pengamatan saya, review yang baik itu biasanya muncul dari para pengguna yang membuat testimoni di YouTube, misalnya saja influencer atau content maker.

Kenapa? Karena mereka selain memang sedang membuat exposure, tapi tidak semata-mata ingin beriklan atau promosi saja. Mereka memang sudah membuktikan disertai dengan contoh. Jadi bukan hanya memberikan review yang memuji tapi tidak kritis.

Misalnya ini pun masih meragukan, tanyalah ke lingkaran Anda. Contohnya, lemparkan topik melalui status WA atau WA group.

Nilai edukasi atau pendidikan

Setelah Anda mengumpulkan beberapa pilihan, sekarang saatnya menentukan mana yang paling sesuai untuk anak, dan ini harus mempertimbangkan nilai edukasinya. Misalnya, gadget pilihan mungkin punya kelebihan soal kamera yang canggih. Ini akan lebih bermanfaat jika Anda dan anak bisa benar-benar menggunakannya. Jadi kita juga mendampingi, bukan hanya memfasilitasi.

Dari pengalaman saya, gadget untuk anak kebetulan memang punya kamera yang 'cukup' canggih. Saya mulai memberikan edukasi sederhana pada si anak untuk menggunakan gadget sebagai perekam kesukaannya yaitu menggambar. Dari situ saya mengenalkan dia dengan kegiatan kreatif membuat konten, yang paling tidak bisa dia tonton dan nikmati sendiri dulu.

Soal aplikasi. Untuk apa gadget yang kompatibel dengan berbagai aplikasi media sosial, atau games, sedangkan anak mungkin belum cukup umur untuk mengakses itu. Anak saya masih SD. Bagi kami sebagai ortu, belum waktunya dia mengakses medsos dan untuk tontonan pun kami batasi di YouTube Kids, itu pun dengan memasang alarm. Kebetulan dia kurang suka games.

Fitur parental control

Untuk hal yang satu ini memang saya tidak punya banyak pengalaman. Anak yang pertama sudah dewasa, dan dulu ketika dia masih 'lucu-lucunya' kebetulan belum banyak aplikasi di dalam gadget yang perlu dibatasi. Anak yang kedua masih menikmati eksplorasi di YouTube Kids tentang dunia cerita, seni menggambar, dan bidang kreatif membuat ini dan itu secara Do It Yourself (DIY).

Namun begitu, kami mengikuti perkembangan di bidang teknologi, dan soal fitur parental control ini sudah jelas: kendali dari orang tua. Bukan dalam rangka mengatur-atur anak tanpa ada kebebasan, tapi kembali ke edukasi. Mendidik buah hati bahwa di dunia ini semua ada batasnya. Anak-anak apalagi di usia yang masih berkembang perlu belajar sejak dini, bahwa kendali untuk pembatasan itu adalah belajar tentang prinsip 'semua itu ada waktunya'. Harapannya ketika sudah bebas, ya bisa tanggung jawab.

Soal teknis fitur ini, tentu saja ini wilayah di bidang teknologi gadget. Contoh konkret misalnya saja Google Family Link, yang penggunaannya sebaiknya Anda pelajari lebih jauh melalui tutorial di YouTube atau dari orang yang lebih berpengalaman.

Melibatkan, dan berkomunikasi dengan anak

Saya setuju dengan konsep pelibatan anak dalam pembelian gadget untuk mereka. Dan lagi-lagi soal edukasi, penting juga bagi Ibu dan Bapak untuk berkomunikasi dengan baik dengan anak. Bukan hanya mengajak mereka untuk ikut membeli, tapi membicarakan bahkan mendengarkan ketika mereka sudah bisa menyampaikan pendapat mereka soal pilihan gadget.

Selamat berburu gadget bersama buah hati Anda, terima kasih dan salam sehat! (*)

~ H.J.H.J.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun