Cermati gadget untuk anak Anda: harga, ulasan, nilai pendidikan, kontrol orang tua, harus menjadi pertimbangan sebelum membeli untuk menghindari dampak negatif.
Menjadi konsumen cerdas dalam membeli gadget (gawai) memang sangat penting, apalagi jika gadget itu akan digunakan oleh anak-anak. Memang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli gadget, seperti merek, kualitas kamera, dan modelnya.
Namun, dari pengalaman saya, yang paling penting sebelum itu adalah mencermati empat hal yang menurut saya boleh kita sebut sebagai price (harga), review (ulasan), value (nilai), dan control (kontrol/kendali).
Harga barang
Soal harga ini saya jadikan urutan pertama, karena fakta di Indonesia secara umum: semuanya UUD, alias ujung-ujungnya duit. Memang betul, sebagai orang tua kita ingin memberikan gadget terbaik bagi anak. Namun menurut saya, kita juga perlu mempertimbangkan anggaran, apalagi jika untuk itu kita punya keterbatasan.
Jadi sebelum memilih, kita bisa menentukan dulu plafon atau batas tertinggi dana yang kira-kira akan kita keluarkan. Kalau saran saya, jangan hanya membeli secara impulsif karena punya uang, namun pastikan pula gadget itu sesuai dengan anggaran.
Ulasan dari konsumen lain
Salah satu cara untuk mengetahui gadget terbaik untuk anak adalah dengan membaca review tentang perangkat yang ingin Anda beli. Dari pengamatan saya, review yang baik itu biasanya muncul dari para pengguna yang membuat testimoni di YouTube, misalnya saja influencer atau content maker.
Kenapa? Karena mereka selain memang sedang membuat exposure, tapi tidak semata-mata ingin beriklan atau promosi saja. Mereka memang sudah membuktikan disertai dengan contoh. Jadi bukan hanya memberikan review yang memuji tapi tidak kritis.
Misalnya ini pun masih meragukan, tanyalah ke lingkaran Anda. Contohnya, lemparkan topik melalui status WA atau WA group.
Nilai edukasi atau pendidikan
Setelah Anda mengumpulkan beberapa pilihan, sekarang saatnya menentukan mana yang paling sesuai untuk anak, dan ini harus mempertimbangkan nilai edukasinya. Misalnya, gadget pilihan mungkin punya kelebihan soal kamera yang canggih. Ini akan lebih bermanfaat jika Anda dan anak bisa benar-benar menggunakannya. Jadi kita juga mendampingi, bukan hanya memfasilitasi.
Dari pengalaman saya, gadget untuk anak kebetulan memang punya kamera yang 'cukup' canggih. Saya mulai memberikan edukasi sederhana pada si anak untuk menggunakan gadget sebagai perekam kesukaannya yaitu menggambar. Dari situ saya mengenalkan dia dengan kegiatan kreatif membuat konten, yang paling tidak bisa dia tonton dan nikmati sendiri dulu.
Soal aplikasi. Untuk apa gadget yang kompatibel dengan berbagai aplikasi media sosial, atau games, sedangkan anak mungkin belum cukup umur untuk mengakses itu. Anak saya masih SD. Bagi kami sebagai ortu, belum waktunya dia mengakses medsos dan untuk tontonan pun kami batasi di YouTube Kids, itu pun dengan memasang alarm. Kebetulan dia kurang suka games.