Kekuatan cerita dalam sebuah film fiksi sangat penting karena mampu menghadirkan emosi dan daya tarik yang kuat bagi penonton.Â
Cerita yang baik akan membuat penonton terlibat secara emosional dengan karakter dan situasi dalam film, sehingga menciptakan keterikatan yang lebih dalam dan membuat mereka merasa terlibat dalam alur cerita.
Dengan cerita yang kuat, penonton juga bisa belajar dan memperoleh wawasan baru tentang berbagai hal, seperti konflik sosial, hubungan antar manusia, atau nilai-nilai moral yang penting.
Oleh karena itu, kekuatan cerita dalam sebuah film fiksi sangat krusial dalam menentukan kesuksesan sebuah film, baik dalam hal kritik maupun popularitas.
Everything Everywhere All at Once adalah film drama-komedi absurdis Amerika Serikat tahun 2022 yang disutradarai oleh Daniel Kwan dan Daniel Scheinert.
Michelle Yeoh membintangi sebagai Evelyn Quan Wang, seorang imigran Tionghoa-Amerika yang harus menghubungi versi dirinya dari alam semesta paralel untuk mencegah kehancuran multiverse.
Film ini mendapat pujian luas atas orisinalitas, skenario, pengarahan, akting, efek visual, desain kostum, adegan aksi, skor musik, dan editing.
Everything Everywhere All at Once menjadi film yang paling banyak mendapatkan penghargaan dalam sejarah perfilman, memenangkan tujuh penghargaan Oscar termasuk Best Picture dan Best Director, serta meraup lebih dari $135 juta di seluruh dunia.
Film ini mengisahkan tentang Evelyn Quan Wang, seorang imigran Tionghoa-Amerika yang memiliki laundromat bersama suaminya, Waymond.
Mereka menghadapi beberapa masalah seperti audit dari Internal Revenue Service (IRS), usaha perceraian dari Waymond, kedatangan ayah Evelyn yang menyulitkan, dan hubungan Joy, anak mereka, dengan kekasihnya yang bukan orang Tionghoa.
Suatu hari, mereka dihadapkan pada ancaman kehancuran multiverse oleh Jobu Tupaki, versi dari Joy dari Alphaverse. Evelyn diberikan teknologi verse-jumping untuk melawan Jobu dan mengalami berbagai pilihan kehidupan yang berbeda dalam multiverse.