Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pamer Kekayaan: Fenomena dan Dampak Negatifnya di Indonesia

12 Maret 2023   00:00 Diperbarui: 10 Mei 2023   14:41 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebiasaan pamer kekayaan telah menjadi salah satu fenomena yang mulai dianggap biasa terjadi belakangan ini.

Hal ini terutama dipicu oleh kemajuan teknologi dan media sosial, di mana orang-orang dapat dengan mudah memposting foto dan video tentang kekayaan mereka.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang di seluruh dunia.

Salah satu istilah dalam Bahasa Inggris yang kerap dipakai untuk mengganti kata pamer adalah flexing.

Pamer kekayaan dapat didefinisikan sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk menunjukkan kekayaan seseorang secara berlebihan dan seringkali dibarengi dengan tindakan memamerkan barang-barang mewah, termasuk mobil, rumah, perhiasan, pakaian dari desainer terkenal, bepergian ke tempat-tempat eksotik, dan banyak lagi 'pertunjukan' lain yang kadang di luar nalar.

Fenomena ini dapat dilihat pada orang-orang dari berbagai latar belakang, termasuk selebriti, pebisnis, dan bahkan orang biasa.

Meskipun pamer kekayaan mungkin tampak seperti perilaku yang tidak berbahaya, fenomena ini dapat memiliki dampak negatif pada individu dan masyarakat.

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang mungkin saja muncul sebagai akibat dari pamer kekayaan:

1. Membuat tekanan sosial

Pamer kekayaan dapat menciptakan tekanan sosial pada orang-orang yang merasa tidak mampu untuk menampilkan kekayaan mereka. Hal ini dapat mengarah pada perasaan inferioritas dan bahkan depresi.

2. Menghasilkan citra yang salah tentang kebahagiaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun