Mungkin istilah ini baru terdengar, nggasak dalam bahasa Jawa berarti merebut milik orang lain.
Konotasi yang tentunya negatif bagi semua kalangan. Lantaran sifatnya adalah "mengambil", dengan beragam pengertian lainnya.
Namun, nggasak kali ini justru berbeda dengan makna sebenarnya. Tak lain karena sifatnya yang positif dalam pandangan ekonomi.
Khususnya bagi para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang tengah melakukan pengabdiannya di berbagai daerah.
Tetapi tidak semua daerah memiliki budaya yang lekat dengan stigma negatif ini. Selain dari pengaruh musim tanam yang jadi simbol perekonomian sebuah desa tertentu.Â
Seperti di kawasan Dieng, Wonosobo, yang terkenal sebagai salah satu penghasil terong belanda di Jawa Tengah.
Kebiasaan nggasak hasil buah yang telah panen memang kerap dijadikan arena ngalap berkah termasuk bagi para wisatawan.
Termasuk di Kediri, Jawa Timur, yang ikonik sebagai daerah penghasil buah nanas dan tebunya yang melimpah.
Namun, semua perilaku nggasak tentunya sudah memiliki izin dari para pelaku usaha tani.
Sebagai salah satu apresiasi yang memang menjadi simbol positif hubungan dan relasi yang telah dibangun oleh para mahasiswa KKN. Selain dapat membantu kegiatan ekonomi masyarakat setempat dalam hal distribusi.