Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Budaya "Nggasak" Mahasiswa KKN

25 Juli 2024   05:00 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:28 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "nggasak" terong belanda di Dieng (sumber: dokpri)

Apalagi para mahasiswa KKN ini, rata-rata memang memiliki keterbatasan dalam hal "uang saku". Maka, ngalap berkah dengan cara nggasak ini seolah jadi anugerah terbesar selama masa KKN berlangsung

Alih-alih dapat dijual kembali, rata-rata hasil nggasak justru dipakai untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.

Nggasak Sebagai Tradisi Positif

Ada semacam kebiasaan tradisional yang memang diterapkan oleh masyarakat setempat di beberapa daerah.

Tak terkecuali dengan perilaku "balas jasa", seperti yang pernah diterangkan R. Bintarto (1986). Dimana masyarakat desa hidup berasas gotong royong sebagai kekuatan berproduksi atas dasar kerjasama dan perilaku saling pengertian.

Dasar inilah yang kemudian membuat relasi sosial masyarakat desa semakin terbuka. Khususnya jika mahasiswa KKN dianggap telah berhasil memberi kontribusi positif kepada desanya.

Maka, tak lain adalah dengan memberi "keleluasaan" bagi para mahasiswa untuk dapat menikmati hasil pertanian masyarakat, hal ini sebagai salah satu contohnya.

Nggasak yang dianggap negatif, justru memberi dampak positif. Selain agar proses distribusi hasil pertanian juga dapat diviralkan kepada masyarakat umum.

Artinya, ada semacam simbiosis mutualisme yang kemudian terdapat dari perilaku sosial berorientasi ekonomi ini. Selain itu, dapat mengurangi hasil pertanian yang dianggap over produksi.

Lain hal jika pada daerah tertentu memiliki potensi alam yang berbeda, seperti pada masyarakat pesisir, yang lekat dengan budaya melautnya. Biasanya hasil tangkap lautlah yang diberikan secara cuma-cuma bagi mahasiswa KKN.

Walau beda secara geografis, namun memiliki kebiasaan yang identik sebagai masyarakat tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun