Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah di Balik Slogan "From the River to The Sea, Palestine Will be Free"

13 November 2023   05:45 Diperbarui: 17 November 2023   10:15 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frasa "From the River to the Sea, Palestine will be Free" pada sebuah aksi (sumber: AP Photo via kompas.tv)

Bagaimana Gaza dijadikan area konflik politik, sosial, dan ekonomi, lantaran secara geografis berbatasan dengan Mesir. Haddad pun menjelaskan, bagaimana tentara Israel memberlakukan penduduk Gaza secara konsisten untuk menjadi sasaran militer dan ekonomi.

Pun dengan bantuan dari negara-negara lain yang memberi dukungan kepada Palestina. Israel memegang kontrol penuh otoritas di Gaza, dalam memberikan akses bagi siapapun dan apapun yang masuk ke wilayah Gaza. Dengan istilah Gaza Blockade.

Hal tersebut dilakukan hanya untuk meredam paham nasionalisme penduduk Gaza, pasca gerakan Intifada yang terjadi pada tahun 1987 dan 2000. Selama kurun waktu pendudukan Israel itulah istilah "From the River to the Sea" mengemuka.

Namun bukan untuk tujuan politik, melainkan dalam wujud kemanusiaan. Kebijakan apharteid Israel bagi penduduk Palestina, untuk mendapatkan hak hidup dan penghidupan menjadikan "From the River to the Sea" sebagai kalimat penyetaraan, seperti ungkap Mandy.

Penyetaraan dalam hak sebagai manusia merdeka tanpa ada penindasan dan perampasan hidup. Dimana secara faktual, aktivis pro Palestina dari komunitas Yahudi ortodoks pun memakai frasa serupa dalam menyuarakan hak-hak penduduk Palestina.

Artinya bahwa, frasa tersebut bukanlah perihal sentimen anti-semit, seperti yang mengemuka belakangan ini. Apalagi bernarasikan konflik antar agama. Dasar kemanusiaanlah latar belakang utama frasa tersebut menjadi slogan masyarakat internasional.

Selain dari kalimat "Palestine will be free" yang tentu saja menjadi tujuannya. Sama halnya dengan Indonesia, kala Belanda hendak menguasai kembali Tanah Air yang telah merdeka. Dengan slogan "Freedom is the glory of any nation, Indonesia for Indonesian".

Kiranya kita tidak lupa peristiwa Black Armada yang digelorakan para buruh Australia untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Pun dengan slogan Nelson Mandela "Nothing is black or white", yang pernah menjadi simbol perlawanan anti apharteid dunia.

Jadi, pada dasarnya kalimat serupa akan kita temui sebagai simbol perlawanan atas penindasan yang terjadi dimanapun itu. Seluruh penduduk Palestina dari sungai Yordan di sebelah timur, hingga laut Mediterania di sebelah barat memiliki haknya untuk merdeka.

Sebagai bangsa yang bebas dari berbagai bentuk okupasi dan aksi pelanggaran HAM atas dasar kemanusiaan. Maka wajar jika masyarakat Internasional dari berbagai kalangan menyuarakan frasa senada dalam setiap aksi gerakan pro-Palestina.

Kita dapat pahami bagaimana gerakan atas kemanusiaan menjadi sorotan penting masyarakat modern saat ini. Tanpa sekat agama, ideologi, atau keyakinan, yang  kerap dijadikan alasan perselisihan. Rasa keprihatinan dijujung tinggi sebagai basic seorang manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun