Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semangat Pemuda dalam Upaya Membangun Bangsa

10 November 2023   05:45 Diperbarui: 10 November 2023   05:57 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Pahlawan, yang diperingati setiap 10 November, memang identik dengan peristiwa pertempuran besar di Surabaya, tahun 1945 silam. Catatan utamanya adalah peran pemuda, yang memiliki semangat juang tinggi demi bangsanya.

Seluruh pemuda Indonesia berlomba-lomba memainkan perannya di palagan Surabaya. Khususnya para pemuda di Jawa, seperti ungkap A.H. Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid 2. Perihal revolusi sosial di berbagai daerah selama kurun waktu 1945-1946.

Peran sentral pemuda menjadi hal penting dalam menentukan arah perjuangan bangsa. Tak lain karena Bung Tomo sendiri, selaku pemimpin BPRI, berasal dari lingkungan pemuda. Usianya kala itu masih 26 tahun, ketika terlibat dalam perang besar melawan Sekutu.

Tak hanya Bung Tomo, banyak pemuda/i hebat lain yang terlibat dalam kecamuk perang Surabaya. Seperti Sulistina, yang kala itu berusia 21 tahun. Aksi-aksi heroiknya selama di PMI, akhirnya memikat hati Bung Tomo untuk meminangnya sebagai istri.

Kita lihat, bagaimana seorang pemuda/i teribat langsung dalam upaya menentukan masa depan bangsanya. Walau dengan angkat senjata, dan nyawa sebagai taruhannya. Sebuah semangat yang kiranya makin pudar seiring perkembangan zaman.

Kisah para pemuda/pemudi revolusioner lainnya pun pernah diulas oleh Irna Hadi Soewito, dalam Seribu Wajah Wanita Pejuang Dalam Kancah Revolusi '45 (1945-1946). Rata-rata usia para pejuang muda tak lebih dari 20 tahun. Bahkan banyak lainnya masih sekolah setingkat SMA kini.

Artinya bahwa, para pemuda secara lahiriah memang memiliki semangat revolusi yang dapat dipantik sesuai dengan keadaannya. Tinggal bagaimana peran dari para tokoh (golongan tua) mampu memberi contoh dan arahan kepada para pemuda.

Walau kadang golongan muda tetap menjadi motor penggerak gerakan nasional, seperti kala rumusan Sumpah Pemuda dideklarasikan. Traktat Sumpah Pemuda memang menjadi simbol penting kebangkitan para pemuda Indonesia di masa pra kemerdekaan.

Hal inilah yang disebut-sebut sebagai kolaborasi pada masa bergerak. Sebuah masa yang penuh dengan transisi humanisme dan konflik sosial di Indonesia. Lantaran para tokoh memiliki ideologinya masing-masing untuk bersikap sesuai dengan orientasi perjuangannya.

Identifikasi yang kemudian terjadi hingga masa selanjutnya. Hadirnya ideologi nasionalis, agama, dan komunis, membuat para pemuda Indonesia memiliki karakter unik dalam berjuang. Lantaran ideologi yang dianutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun