Konstelasi politik yang kian hangat, tentu membuat para konstituen resah dengan pilihan yang ada. Baik siapapun paslon yang jadi proyeksi terbaiknya, ataupun dengan koalisi politik yang terbangun selama proses pemilihannya.
Selain itu perihal visi misi dari masing-masing kandidat yang tentu saja menjanjikan pilihan terbaik dengan optimismenya masing-masing. Dalam kewajibannya memberi realisasi bagi para pemilihnya ketika menang nanti.
Bukan menyoal siapa dibalik realitas politik yang dianggap penuh rekayasa ini. Melainkan bagaimana proses demokratisasi dapat berjalan secara positif, terbuka, dan fair dalam pemilu. Inilah kiranya catatan pentingnya, pemilu damai bagi semuanya.
Baik pasangan Ganjar Pranowo bersama Mahfud MD, Prabowo Subianto bersama Gibran Raka, dan Anies Baswedan bersama Cak Imin. Semua memiliki tugas yang tentu tidak mudah untuk direalisasikan kelak. Tantangan masa depan menjadi abstraksi politisnya.
Walau terkadang, realitas politik justru memberi ruang konflik bagi siapapun juga. Optimisme membangun persatuan dan kesatuan harus tetap menjadi agenda utama tiap gelar pemilu. Tak terkecuali bagi para pendukung fanatiknya masing-masing.
Khususnya pasca pra pencalonan dari masing-masing paslon, yang tentu saja memberi dampak besar bagi para pendukungnya masing-masing. Pecah koalisi/kongsi, bahkan pindah haluan politik dan partai, tentu memberi kesan betapa besar friksi politik ini.
Kekhawatiran yang muncul tak lain bersumber dari faktor sosial di masyarakat bawah. Mereka (konstituen) yang memiliki pilihan tertentu, seakan terjebak dalam penggiringan opini politik yang merugikan.
Belum lagi perihal pelanggaran kampanye yang kerap terjadi kala masa kampanye dilaksanakan. Tak terkecuali bagi masyarakat yang terlibat aktif pada interaksi politis bagi calon yang didukungnya. "Vox populi vox dei", menjadi argumentasi yang final tentunya.
Walau tidak dipungkiri realitas politik kerap menimbulkan anomali yang merugikan. Dengan 3 poin yang memberi dampak negatif bagi pelaksanaan pemilu, seperti:
1. Sikap apolitik,