Pada kesempatan ini, kiranya dapat disampaikan bahwa wacana keberpihakan politik masih menjadi milik Prabowo Subianto. Sosok yang notabene pernah beberapa kali maju sebagai calon Presiden (capres) pada gelaran pemilu sebelumnya. Terbilang, pemilu kali ini adalah yang ketiga bagi Prabowo untuk turut serta menjadi kandidatnya.
Banyak pengamat dan lembaga survey menyebutkan, bahwa elektabilitas Prabowo terus naik secara signifikan. Apalagi partai Gerindra secara masif memberi ruang penuh bagi pencalonannya sebagai capres. Tak luput dengan komunikasi politik yang dibangun secara baik dan konsisten. Dalam hal ini, Gerindra memang merupakan salah satu partai dengan pemilih terbanyak, setelah PDIP.
Jadi, tidak heran jika Gerindra memiliki daya tawar politis yang baik dibandingkan dengan partai lain selain PDIP. Selain dari koalisi yang dibangun dengan partai lain, dengan modal suara yang sejauh ini masih terbangun bersama PKB dan PBB. PKB melalui Cak Imin, memang diharapkan menjadi penentu suara dari warga Nahdliyin/NU, yang secara signifikan dikemukakan sebagai suara mayoritas.
Besarnya peluang menggaet warga NU pun tak lepas dari posisi tawar Gerindra dengan para tokoh NU. Melalui pendekatan personal kepada para Kyai atau Pimpinan Ponpes di berbagai daerah. Daya tarik Prabowo dihadapan masyarakat memang masih memiliki ruang khusus dihati para pemilihnya. Selain dari pada daya dukung Presiden Jokowi terhadap Prabowo secara tidak langsung.
Walaupun narasi "sejarah masa lalu" kerap dikemukakan sebagai salah satu hambatan bagi Prabowo. Namun hal itu bukanlah menjadi kendala bagi para konstituen untuk memberi dukungannya. Berbagai hasil survey memang menunjukkan selisih angka sekitar 3-2 persen dengan Ganjar Pranowo. Sedangkan Anies Baswedan masih pada kisaran angka 22 persen.
Sebenarnya apa yang menjadi daya tarik Prabowo tak lain karena wibawanya sebagai seorang pemimpin. Keberhasilan menampakkan citra positif di area publik, membuat banyaknya dukungan mengalir secara bertahap. Selain dari kebijakan politisnya yang dinilai berani tampil di ruang-ruang internasional. Tak heran, jika publik telah menganggapnya sebagai capres terbaik, untuk saat ini.
Sikap dan cara pandang Prabowo Subianto yang kerap dikemukakan sebagai pandangan politiknya di ruang publik, tentu memberi nilai tersendiri bagi para konstituen. Baik dalam aspek kepribadian ataupun perilaku dan sikap politik dari partai pengusungnya.
Apalagi dalam persepsi kelompok muda (pemilih pemula), sosok Prabowo yang dinilai jauh dari problematika isu negatif, sudah mendapatkan ruang tersendiri dengan beragam argumentasinya. Bahkan penulis sempat melakukan survey terhadap pemilih pemula untuk memberi pendapatnya bagi beberapa pilihan calon pemimpin bangsa dalam gelaran pemilu kelak.
Dari 100 responden acak, Prabowo Subianto mendapatkan nilai sebesar 54,7 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo ada pada kisaran 21,7 persen. Dibawahnya ada nama Anies Baswedan dengan 11,3 persen. Sisanya memilih pilihan lain yang dikenalnya. Penilaian ini tentu bukan menjadi hasil akhir yang dapat disajikan, lantaran masih ada waktu dari setiap kontestan untuk dapat meraih dukungan lebih.