Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memperebutkan Depok Secara Politis

26 Juni 2023   05:45 Diperbarui: 26 Juni 2023   05:53 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-alun Kota Depok, Jawa Barat (sumber: Kompas.com/Dok. Pemkot Depok)

Sedangkan PSI hanya memiliki jatah 1 kursi di DPRD Kota Depok. Apabila ditelaah dari kekuatan politik, maka PSI bukanlah menjadi partai yang diperhitungkan, walaupun mengusung Kaesang Pangarep. Akan lebih realistis, jika partai-partai yang dominan di Kota Depok dapat memperhitungkan secara politis dalam memberi dukungan kepada PSI melalui koalisi capres.

Namun, apakah PSI akan tetap menjadi satu-satunya partai pengusung Kaesang Pangarep? Kita dapat lihat melalui koalisi besar yang dibangun demi tujuan rasional politis. Dalam hal ini adalah PDIP, yang secara skeptis melihat PSI bukanlah partai pendukung dengan rasio konstituen tinggi.

Bahkan petinggi PDIP menganggap PSI tidak jelas dalam menentukan arah politiknya, karena dianggap telah mendompleng nama besar PDIP melalui dukungan sepihak kepada Ganjar Pranowo sebagai capres. 

Jadi, dalam hal ini yang patut diperhitungkan adalah realisasi politik PDIP ataupun Partai Gerindra, yang secara jelas memiliki jumlah suara signifikan di Kota Depok.

Maka tidak heran, banyak yang meragukan keberhasilan Kaesang Pangarep saat maju sebagai calon Walikota Depok, melalui PSI. Kita dapat melihat dari jumlah konstituen PSI, yang minoritas di Kota Depok. 

Itu saja sudah dapat memberi jawaban bagaimana konstelasi politik yang dominan terjadi di Kota Depok. Walaupun tetap ada peluang positif, jika sudah terjadi koalisi dengan partai lainnya.

Semoga bermanfaat, dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun