Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polemik Al Zaytun yang Tak Kunjung Tuntas

25 Juni 2023   18:30 Diperbarui: 25 Juni 2023   18:45 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tengah ramai kiranya jadi perbincangan publik perihal Panji Gumilang, selaku pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, yang belakangan dianggap menyimpang atas berbagai testamen ideologisnya. Walau telah diketahui sejak lama, dalam sistem pendidikan di Ponpes Al Zaytun memiliki aliran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan MUI telah mengeluarkan keputusan sesat.

Namun, mengapa Ponpes Al Zaytun dapat terus berdiri dan berkembang hingga kini? Hal inilah yang menjadi pertanyaan publik. Apalagi disebutkan, konon banyak tokoh besar yang menjadi "beking" terhadap eksistensi Ponpes yang ditetapkan sesat oleh MUI ini. Jika dilihat dari berbagai kisah kontroversinya, kita dapat ikuti berbagai peristiwa yang belakangan terjadi di Ponpes Al Zaytun.

Khususnya perihal ajaran Islam yang diduga "diselewengkan" sesuka hati Panji Gumilang dalam setiap sesi pengajaran di dalam Ponpes. Inilah yang menjadi perhatian MUI Pusat pada konferensi pers beberapa waktu yang lalu. Termasuk dari Pemprov Jawa Barat, yang juga telah melakukan mediasi persoalan ini.

Uniknya, Panji Gumilang justru tidak mau memberi akses bagi Tim Imvestigasi MUI. Guna melakukan menyelidiki dugaan penyelewengan ajaran Islam di pondoknya. Sedangkan dari Tim Investigasi Pemprov Jawa Barat juga mengalami hal serupa, kala hendak melakukan penyelidikan. Tentu hal ini menjadi masalah tersendiri dalam upaya menyelesaikan polemik tersebut.

Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh berbagai pihak pun ditolak atau tidak ditanggapi dengan positif. Artinya bahwa, persoalan ini sudah lengkap dapat diajukan ke meja hijau, jika tidak ada itikad baik dalam menuntaskan perkara. Sesuai instruksi dari Wakil Presiden, Ma'ruf Amin. Memang, seolah ada kekuatan besar yang berada dibalik Ponpes Al Zaytun ini.

Tak terkecuali, KSP Moeldoko yang disebut-sebut berada dibalik mode imortal Panji Gumilang. Lantaran Imam Suprianto dari Yayasan Pesantren Indonesia, menganggap Moeldoko selalu membangga-banggakan Al Zaytun dalam berbagai kesempatan publik. Namun, keterlibatan Moeldoko telah terklarifikasi melalui pernyataannya secara terbuka.

Lantas, siapakah "sosok" pelindung dibalik persoalan yang seketika tampil ke permukaan ini? Apalagi Panji Gumilang telah berani menyatakan perlawanannya bagi siapapun yang hendak melawannya.

Selain itu, Kementerian Agama dan Pemprov Jawa Barat juga disebut-sebut terlibat dalam pemberian dana pengembangan Ponpes Al Zaytun. Walau dua tuduhan tersebut juga langsung dibantah oleh Kemenag dan Pemprov Jawa Barat secara terbuka. Memang banyak berita yang menyebutkan adanya pihak pendukung dibalik eksisteni Al Zaytun hingga saat ini.

Namun, kita hanya dapat berasumsi melalui berbagai sumber yang menjelaskan perihal eksistensi Ponpes ini. Termasuk unsur-unsur kekuatan yang dianggap memiliki potensi terorisme. Seperti kala DI/TII melancarkan aksi pemberontakannya, dengan mendirikan NII di Jawa Barat. Sebuah kisah yang dapat dipahami melalui pendekatan historis kontemporer.

Bahkan Mahfud MD juga menegaskan terkait masalah ini, yang dianggap sebagai persoalan di tahun politik. Dimana oleh Forum Advokat Pembela Pancasila (FAPP), Panji Gumilang telah dilaporkan secara resmi ke Bareskrim Polri guna penyidikan lebih lanjut sesuai rekomendasi Pemerintah. Tepatnya dengan tuduhan penodaan agama, sesuai Pasal 156 KUHP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun