Terlebih jika pandangan tersebut dapat disosialisasikan pula melalui media digital. Kiranya 5,9 juta pengikut via instagram dan 4,9 juta pengikut via twitter dapat menjadi area sosialisasi yang positif dan masif bagi Anies Baswedan. Bukan sekedar memberi reaksi yang membangun ide beserta gagasan besar bagi bangsa. Melainkan hal-hal yang dapat membangkitkan rasa empati dapat terjaga.
Jadi, rasa empati terjaga itu dapat berkembang menjadi wujud reaksi emansipatoris dalam diskursus terbuka mengenai realisasi visi dan misi yang menjadi narasi besarnya.Â
Secara abstraktif, memberi ruang positif dalam membuat gagasan besar bagi masa depan bangsa. Tanpa terkecuali ide-ide membangun yang dapat disosialisasikan secara kolektif.
Berangkat dari realitas politik yang berkembang belakangan ini, tentu hal ini dapat dikategorikan sebagai counter buzzer yang kerap mengeluarkan narasi negatif. Baik kepada siapapun capres yang maju, atau terhadap partai-partai pendukungnya. Empati pada dasarnya adalah hal yang baik, dengan meminimalisir terjadinya konflik sosial sebagai dampak dari persoalan pra dan pasca Pemilu.
Inilah yang kiranya dapat menjadi kekuatan Anies Baswedan dalam membangun dukungan publik secara realistis. Peluang mendapat dukungan sosial, tentu menjadi poin penting dalam membangun bangsa kelak. Baik dalam realisasi program atau kebijakan, yang memberi perhatian khusus bagi persoalan sosial, politik, ataupun ekonomi.
Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H