Selama lebih kurang 4 jam, baku tembak antara pasukan TRIP melawan Belanda tak terelakkan. Suasana semakin panas lantaran raungan pesawat P-51 Mustang turut menembaki posisi pejuang dari udara.
Saling balas tembakan dan saling lempar granat menjadi aksi yang terekam jelas di pagi itu. "Luar biasa! Mereka semua tidak gentar, ataupun mundur dari pertempuran!", ungkap seorang seorang pendeta di Gereja Ijen, yang menjadi salah satu saksi dari pertempuran heroik itu.
Mereka saling serang dan berpencar dari pekarangan rumah atau bangunan ke bangunan lainnya. Hingga tanpa disadari, pasukan Belanda muncul dari Jalan Kerinci, Dempo, dan Tanggamus untuk mengurung gerakan para Tentara Pelajar tersebut. Mereka semua terkepung, walau ada jalan untuk mundur dari medan tempur. Tetapi hal itu tidak menjadi pilihan mereka.
Banyak diantara para pejuang TRIP terkepung di jalan Salak, yang kelak menjadi saksi bisu dari kisah pertempuran ini. Senapan mesin dari AM Track Belanda membuat mereka tak mampu membalas tembakan.
Menjelang siang, satu per satu para pejuang muda itu gugur berkalang tanah. Bukan soal kemenangan yang diharapkan, melainkan soal kenangan akan perjuangan yang harus tetap terjaga. Mungkin hanya itu yang menjadi tekad mereka. Menjaga kemerdekaan adalah harga mati dari sebuah perjuangan, walau mati muda adalah pilihannya.
Pada front lainnya, pasukan Tempur Geni Pelajar, pada akhirnya bergerak bergabung dengan unit reguler TNI beserta laskar pejuang dari rakyat. Mereka memusatkan serangannya secara frontal ke jantung kota Malang hingga siang hari. Hingga kabar mengenai kondisi kota Malang yang sudah terkepung dari berbagai penjuru, maka tak ada kata lain untuk bergerilya.
Balada Mas TRIP, ya, masyarakat kala itu memang memanggil para pejuang muda dengan kata mas. Mas TRIP, menjadi sosok yang fenomenal dan disukai lantaran usianya yang masih belia. Karena sikap mereka yang gemar guyon (bercanda), walau ditengah suatu pertempuran dahsyat.
Tepat pada tanggal 31 Juli 1947, kota Malang dikuasai oleh Belanda. Tetapi bukan soal menang atau kalah. Karena pada tanggal ini, persoalan mengenai Agresi Militer Belanda 1, sampai dibahas dalam Sidang Umum PBB. Banyak diantara negara-negara dunia mengecam aksi polisionil Belanda terhadap kedaulatan Indonesia.
Secara politis, tentu saja semakin membuat Indonesia berada diatas angin. Upaya diplomasi dan pertempuran kerap dikaitkan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Seperti yang dikemukakan oleh A.H. Nasution, dalam kronik sejarah "Diplomasi sambil Bertempur".
Tentu bukan hanya di Malang, balada perjuangan Mas TRIP ini disampaikan. Perjuangan mereka diberbagai kota lainnya tentu akan lebih baik jika kita dapat mengetahuinya. Mengenai ribuan pejuang yang gugur tatkala peristiwa ini terjadi, semoga dapat dijadikan alasan kita untuk terus mengenangnya. Baik kini hingga suatu saat nanti. Semoga bermanfaat.