Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Aksi Para Kadet Udara di Tengah Gulita Maguwo

29 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 29 Juli 2022   06:20 3895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 29 Juli 1947, pukul 05.00, deru mesin dua pesawat pembom tukik Guntei dan dua pesawat latih Cureng menderu keras dari jalur landasan udara Maguwo, Jogjakarta. Para kadet AURI yang bermodalkan pesawat-pesawat peninggalan Jepang, mulai bergegas take off, untuk melakukan sebuah misi rahasia. Ya, sebuah misi rahasia ditengah keremangan pagi mereka pergi.

Seharusnya ada satu lagi pesawat tempur Hayabusha yang telah bersiap, tetapi gagal pergi untuk turut beraksi karena kerusakan mesin. Tetapi, hal itu tidak mengendurkan nyali para kadet AURI. Berbekal senjata alakadarnya, disertai bom-bom buatan lokal (molotov), mereka dengan tekad baja mencoba untuk melakukan sebuah serangan berbahaya.

Dibawah komando KASAU Komodor Udara Suryadi Suryadarma dan Komodor Muda Udara Halim Perdanakusumah, mereka berenam segera memacu pesawatnya masing-masing untuk lepas landas. Cureng No. 1, diawaki oleh Suharnoko Harbani dan Kaput. Cureng No. 2, diawaki oleh Sutarjo Sigit dan Sutarjo. Sedangkan Guntei diawaki oleh Mulyono dan Abdulrachman.

Kecuali Bambang Saptoaji yang gagal terbang dengan Hayabushanya. Padahal sudah sejak pukul 03.00 petang, pesawat-pesawat penggempur telah dipersiapkan oleh Sujono dan Fatah sebagai teknisi. Dimana selama menjalankan operasi, mereka tidak diboleh menggunakan lampu penerangan, demi kerahasiaan.

Mereka hanya dibekali dengan lampu senter, bila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk komunikasi berbasis sandi. Wah, bayangkan saja, landasan udara Maguwo kala itu belum ada penerangan yang layak untuk para penerbang. Terlebih, para kadet udara muda ini hanya mengikuti kursus singkat dalam mengoperasikan pesawat udara.

Tanpa alat navigasi dan komunikasi serta keterbatasan lainnya, para kadet telah siap melancarkan operasi udara pertamanya di Indonesia sejak masa kemerdekaan. Ya, langsung saja. Kota Ambarawa, Salatiga, dan Semarang, adalah target serangan mereka. Hal ini adalah aksi balasan terhadap aksi Agresi Militer Belanda I.

Sebuah misi rahasia yang penuh resiko dan tantangan, apalagi jika berhadapan dengan pemburu P-51 Mustang, yang jauh lebih hebat dari pesawat yang mereka awaki. Sampai di atas perbatasan Jogjakarta, mereka semua langsung menuju lokasi targetnya masing-masing. Tentu saja disertai dengan doa dan rasa cintanya terhadap tanah air.

Cureng No. 1 yang dipiloti oleh Suharnoko, mengarah langsung menuju Ambarawa. Begitupula dengan Cureng No.2 yang dipiloti oleh Sutarjo Sigit, yang mengarahkan targetnya menuju Salatiga. Sama halnya dengan Mulyono dengan pesawat Guntei, yang langsung ke utara untuk menghujani tangsi Belanda di Semarang dengan rentetan mitraliurnya bersama dengan bom seberat 400 kg.

Dokpri. Tipe dan jenis pesawat yang dipergunakan untuk aksi bombardemen tangsi Belanda 1947.
Dokpri. Tipe dan jenis pesawat yang dipergunakan untuk aksi bombardemen tangsi Belanda 1947.

Aksi Suharnoko dan Sutarjo Sigit dengan pesawat Curengnya juga tak kalah apik. Dengan bom seberat 50 kg yang tergantung di sayap pesawatnya, mereka berhasil menghujani posisi Belanda di lokasi targetnya masing-masing. Walaupun bombardemen dilakukan secara manual ketika melepas bom. Bayangkan saja, aksi yang luar biasa keren pastinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun