Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Aksi Para Kadet Udara di Tengah Gulita Maguwo

29 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 29 Juli 2022   06:20 3895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Replika para kadet AURI di Museum Vredeburg.

Melihat aksi para kadet udara muda ini, tentu saja pasukan Belanda seketika panik. Serangan di pagi hari membuat musuh tidak dapat melakukan aksi balasan, untuk mengejar pesawat dari para pejuang Republik. Ini tentu saja bagian dari strategi yang digagas oleh para pejuang udara tersebut. Mereka mengetahui kelemahan pasukan lawan, yang lengah di pagi hari.

Walau aksi ini tidak menimbulkan kerusakan fatal dan korban yang tidak terdata. Tetapi semangat juang para kadet udara muda tidak dapat dipandang sebelah mata lho. Karena rata-rata usia dari para penerbang itu berkisar 19 tahun. Suatu hal yang membuat takjub Angkatan Udara Republik Indonesia kala itu.

Usai melakukan serangkaian bombardemen tersebut, para pilot langsung kembali ke pangkalan udara Maguwo, untuk dengan segera menyembunyikan pesawat dibalik rerimbunan pepohonan. Agak jauh dari lokasi landasan udara. Hal ini dilakukan guna menghindari serangan balasan, yang dapat menimbulkan kerusakan pada pesawat.

Tetapi kegemilangan dari para kadet udara ini tidak berlangsung lama, karena di sore harinya ada peristiwa yang membuat dunia seketika berduka. Pesawat Dakota VT-CLA yang ditumpangi oleh para perintis Angkatan Udara, seperti Agustinus Adisucipto, Halim Perdanakusumah, dan Iswahyudi, jatuh akibat ditembaki oleh pesawat tempur Belanda.

Padahal, pesawat Dakota VT-CLA itu tengah membawa bantuan obat-obatan untuk rakyat Indonesia yang terkena dampak dari Agresi Militer Belanda I. Seperti yang telah penulis kisahkan dalam artikel Patroli Udara Abadi. Walau akhirnya Belanda mengakui, aksi penembakan ini ditujukan sebagai upaya balas dendam terhadap serangkaian bombardemen yang dilakukan oleh AURI.

Oleh karena dua peristiwa penting inilah, maka Hari Bakti Angkatan Udara ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang selalu diperingati setiap tanggal 29 Juli. Wah, ternyata ada kisah sejarah yang menarik untuk diketahui bukan? Fyi, kisah dari para kadet udara muda ini sudah di filmkan lho. Dengan judul Kadet 1947, kepoin deh, menarik banget untuk dijadikan referensi.

Nah, seyogyanya, generasi muda dapat terus mengenang kisah dan semangat juang dari para kadet udara muda. Terlebih terhadap para pionir Angkatan Udara Republik Indonesia. Tentu tidak lain karena sumbangsihnya yang begitu besar terhadap perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun