Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gaya Hidup Minimalis Hoegeng Iman Santoso

13 Juli 2022   19:21 Diperbarui: 14 Juli 2022   04:05 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolri Hoegeng Iman Santoso (kompas.id)

Generasi saat ini mungkin tidak banyak yang mengenal sosok Kapolri legend ini. Seorang Kapolri yang terkenal dengan sifat sederhana dan kebersahajaannya. Pemimpin yang terkenal sangat anti suap, dan jauh dari perilaku korupsi, kolusi, ataupun nepotisme. Ya, beliau adalah Hoegeng Iman Santoso.

Hingga Gus Dur menobatkan dirinya sebagai seorang polisi paling jujur di Indonesia. Sikap sederhana dan jauh dari kesan mewah, adalah perwujudan dari karakter Jenderal Polisi ini. Begitu pula selama beliau menjabat sebagai Kapolri pada tahun 1968 hingga 1971. Kesan hidup layak sepertinya jauh dari keseharian beliau, baik sebelum menjabat, ataupun seusainya.

Dimana ada sebuah kisah, tatkala Hoegeng menjabat sebagai Kapolri, rumah dinas yang ditempatinya pernah didatangi seorang maling. Karena tidak ada satupun barang berharga di rumah dinas tersebut, seolah tak percaya dan tidak mau pulang dengan tangan hampa. Maka, pakaian seragam dinas Hoegeng justru yang diambil maling, beserta pangkat yang masih melekat di pakaian tersebut.

Sebelum menjadi Kapolri, ketika beliau menjabat sebagai Menteri Urusan Iuran Negara Selama pada tahun 1965, bahkan sebuah mobil dinas yang diberi untuk operasional juga ditolaknya. Hal unik lainnya adalah, kehidupan pribadinya juga dapat dikatakan jauh dari kesan mewah seorang pejabat Negara.

Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sejak sekolah dahulu, Hoegeng kerap "ngamen" dengan membentuk band beraliran Hawaiian. Selama menjabat pula, sosok Hoegeng terkenal karena kerap mengeluarkan barang-barang pemberian orang di kediaman atau rumah dinasnya.

Selain dari itu, toko bunga istrinya juga pernah ditutupnya ketika menjabat sebagai Dirjen Imigrasi, lantaran tidak mau menyusahkan pedagang bunga lainnya. Tidak ada yang menarik dilihat di kediamannya, selain dari lukisan-lukisan karyanya, yang akhirnya dijual ketika beliau "dicopot" dari Kepolisian.

Nyaris tidak ada aset berharga yang dimiliki beliau hingga akhir hayatnya. Dibalik kesederhanaannya itu, beliau kerap melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang diambil dari uang pribadinya. Hingga tawaran menjadi duta besar pun ditolaknya, lantaran tidak merasa kompatible dalam mengemban amanah tersebut.

Ya, itulah Hoegeng dengan hidupnya yang sederhana. Walau secara bertahap, kediamannya kini telah banyak perbaikan yang dapat dikatakan layak huni di hari-hari tua istrinya. Hoegeng hidup dengan semangat cinta yang sangat luar biasa, walau pernah menghadapi krisis, beliau adalah sosok yang dapat dijadikan panutan hingga kini. Sebagai seorang polisi pejuang.

Sebuah gaya hidup minimalis yang kini sangat langka terjadi dikalangan pejabat Negara. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun