Selama masa perang mempertahankan kemerdekaan, para pejuang yang baku hantam dengan pasukan Belanda mulai mengatur siasat dan strategi yang semakin matang. Selain strategi-strategi militer dan diplomatif, mereka juga mulai memasuki strategi yang bersifat klenik. Ya, strategi yang lebih dekat dengan "siasat jaga diri", walau tidak banyak, biasanya ini memberikan dampak psikologis bagi pasukan lawan.
Telah banyak ulasan mengenai para pejuang atau jago, yang memiliki kesaktian diri ketika bertempur. Kita tentu sudah familiar dengan sepak terjang Letnan Komarudin, seorang jago dalam aksi Serangan Umum 1 Maret di Jogjakarta. Khususnya dalam peristiwa Plataran, seperti yang telah diulas pada artikel sebelumnya. Karena memiliki pengaruh besar, Komarudin lantas dijadikan alasan Belanda untuk menyerang Plataran pada 24 Februari 1949.
Pada kesempatan ini, diantara kisah dari para jago Republik kebal peluru lainnya akan kita ulas secara historis. Yuk kita kepoin satu persatu!
1. Letnan Komarudin
Jangan sampai tertukar ya, Komarudin yang dimaksud adalah Letnan Komarudin pada pertempuran Jogjakarta. Bukan Komarudin alias Yang Chil-Seong, seorang oppa yang turut berjuang dibarisan Republik pada peristiwa pertempuran di Garut, Jawa Barat. Karena nama yang familiar inilah, pasukan Belanda banyak yang terkecoh dengan aksi-aksi perlawanan yang dilakukan oleh pejuang yang bernama Komarudin.
Pejuang yang memiliki darah Maluku ini datang ke Jawa konon sejak era Pangeran Diponegoro. Dalam beberapa catatan Arsip Indonesia menjelaskan bahwa beliau adalah sosok yang sangat disegani oleh para pejuang ketika melancarkan serangan terhadap Belanda di Jogjakarta. Bekal kanuragan alias kebal senjata kerap ditunjukkan di hadapan para pejuang lainnya. Walau terlihat sangar, Letnan Komarudin terkenal dengan tingkah kocaknya setiap kali bertempur.
Terlebih ketika ia salah tanggal, ketika hendak melancarkan serangan terhadap posisi Belanda di Jogjakarta. Dengan menangis, ia menghadap kepada Panglima Jenderal Soedirman, untuk mengakui kesalahannya. Walau referensi mengenai sepak terjangnya dapat dikatakan langka dalam literasi sejarah, tetapi tentu saja kita jangan sampai melupakan fakta dari kisah-kisah sejarah yang tersampaikan melalui tutur.
2. Muhammad Ahmad Sentot atau M.A. Sentot
Publik mungkin saja belum mengenal siapa sosok M.A. Sentot, seorang pejuang yang tenar di kancah pertempuran Indramayu. Beliau adalah tokoh publik yang punya latar belakang perjuangan panjang dalam berbagai peristiwa clash dengan pasukan Belanda. Wahyu Iriana, dkk, menjelaskannya kiprah M.A. Sentot dalam jurnal "Perjuangan M.A. Sentot Dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan di Indramayu 1945-1949".