Wisata healing kini lebih populer pada tujuan yang bernuansa alam. Tidak lain karena kebutuhan diri, selama masa pandemi lebih ingin berdekatan dengan berbagai ragam suasana yang dapat memanjakan diri dan mata. Suatu realitas kontradiktif dari tujuan untuk membangkitkan rasa mencintai diri terhadap bangsa dan negara.
Nasionalisme, sudah seharusnya tetap menjadi falsafah wajib bagi para warga negara Indonesia. Selama masa pandemi, realitasnya, destinasi wisata bernafas nasionalisme justru nyaris tidak mendapatkan perhatian publik. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran oleh sejumlah kalangan, khususnya bagi para sejarawan dan pendidik.
Melihat trend wabah Covid-19 yang kini masih merebak di Indonesia. Salah satu sektor yang dapat dikatakan terdampak adalah situs-situs bersejarah, yang nyaris tidak lagi tersentuh oleh tujuan wisata kekinian. Salah satunya adalah Palagan Ambarawa, yang berlokasi di Kota Ambarawa, Jawa Tengah.
Sejarah Palagan Ambarawa ini secara ringkas adalah suatu wujud penghormatan terhadap para pejuang Indonesia yang kala itu tengah melawan upaya Belanda untuk menguasai Indonesia pasca kemerdekaannya. Tepatnya tanggal 12 Desember 1945, pukul 04.30 pagi. Serangan terhadap Belanda dan Sekutu dilancarkan oleh para pejuang Indonesia.
Selama 4 hari pertempuran sengit terjadi di Ambarawa, dengan kemenangan akhir berada pada pihak Indonesia. Atas dasar inilah, Palagan Ambarawa kemudian didirikan. Tentu bukan hal yang mudah, untuk merawat semangat perjuangan masa lalu pada generasi saat ini.
Monumen Palagan Ambarawa ini menyajikan berbagai macam peralatan tempur yang terlibat selama pertempuran di Ambarawa. Salah satunya ada pesawat pemburu Mustang hingga tank ringan Sekutu.Â
Dalam museum juga memperlihatkan kronologisasi terjadinya peristiwa tersebut. Sebuah hal yang langka dapat kita temukan pada masa kini. Apalagi kita dapat menyaksikan sendiri secara visual peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
Lokasinya juga dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat umum. Tentu sudah sepatutnya kita dapat menyempatkan diri untuk mengunjungi museum ini. Terutama bagi para wisatawan lokal yang hendak berwisata di area Ambarawa dan sekitarnya. Akses terbaik tentunya akan didapatkan bagi para pengunjung, dengan ragam kearifan lokal masyarakat Ambarawa.
Karena tidak jauh dari lokasi Palagan, kita dapat sekaligus berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa, hingga ke Benteng Fort Willem I, hingga menikmati sunset di Rawa Pening sebagai destinasi terakhir. Sebuah paket wisata yang pastinya seru dan menarik. Serta dapat membangkitkan rasa nasionalisme kita sambil healing tentunya.
Semoga ulasan ini dapat memberikan gambaran, bahwa betapa pentingnya merawat nasionalisme selama masa pandemi saat ini. Karena tentu kita tidak mengharapkan, kehilangan generasi yang kelak melupakan sejarah bangsanya sendiri.