Sore itu menjadi saksi gugurnya 40 pejuang TNI dan laskar yang mempertahankan Karawang dari ekspansi Belanda pasca Indonesia merdeka. Tidak banyak yang mengetahui kisah sejarah disana, terlebih karena akses yang jauh masuk hingga ke area perbukitan Gunung Rungking.
Tebing-tebing kapur yang menjulang ketika itu menjadi lokasi gerak mundur pasukan Republik dari front Karawang. Mereka melakukan strategi gerilya sebagai langkah preventif mengurangi jumlah korban dari kalangan masyarakat sipil. Seperti kita ketahui, Peristiwa Agresi Militer Belanda 2 menjadikan sebuah peristiwa pembantaian yang tidak manusiawi layaknya di Sulawesi oleh pihak Belanda. Ribuan rakyat Indonesia menjadi korbannya.
Ya, upaya Belanda menguasai kembali Indonesia pasca Proklamasi menjadi salah satu agenda besarnya ketika hadir usai Perang Dunia 2. Tidak hanya di Jawa Barat, pertempuran-pertempuran hebat terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Keputusan untuk melakukan strategi gerilya seperti yang dilakukan oleh Jenderal Sudirman adalah satu-satunya pilihan.
Kekuatan persenjataan yang tidak imbang menjadi faktor utamanya Kapten Darsono melakukan serangan gerilya, selain dari profesionalitas pasukan Republik yang jauh dari pasukan Belanda dalam hal kompetensi tempur. Semua menjadi serangkaian reaksi dan aksi dalam memutuskan serangan-serangan seporadis di berbagai daerah.
Khususnya di Gunung Go'ong, Monumen Gempol Ngadeupa menjadi saksi bisu terjadinya peristiwa penyergapan Belanda kepada pasukan Republik. Para pejuang yang gugur digempur dari darat dan udara kemudian dimakamkan secara massal tepat disamping Monumen yang didirikan oleh Mayjend Tayo Tarmadi pada 13 Juli 1986.
Usai "hijrah" pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah dan kembali ke Jawa Barat, para pejuang dihadapkan dengan pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosoewiryo. Ditambah dengan intervensi militer Belanda di Karawang dan sekitarnya. Semua adalah fakta sejarah yang saat ini mulai dilupakan. Khususnya oleh generasi muda bangsa ini, problem learning loss masa pandemi.
Kampung Cikawung, Desa Cipurwasari menjadi saksi bisu perjuangan para pejuang Republik ini. Akses jalan menuju lokasi sudah mulai diperbaiki, guna mempermudah para pengunjung atau peziarah melakukan napak tilas perjuangan bangsanya. Walau dapat dikatakan belum baik dalam fasilitas lainnya.
Tentu ada harapan bagi generasi muda kini, seyogyanya Monumen Gunung Go'ong atau Gempol Ngadeupa ini dapat menjadi destinasi wisata yang dibalut dengan edukasi yang bernuansa eksplorasi alam. Selain dari lokasi wisata Green Canyon, Karawang, ada baiknya bagi para wisatawan juga dapat mengunjungi lokasi ini. (26/11)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H