Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perjuangan Samin Surosentiko Menentang Eksploitasi Alam

14 Juli 2021   07:10 Diperbarui: 14 Juli 2021   07:34 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak perlu menunggu lama, Mbah Suro pun ditangkap tanpa perlawanan oleh Belanda pada 18 Desember 1907. Ia kemudian diasingkan ke Sumatera Barat, hingga meninggal pada tahun 1914 disana.

Perjuangan Mbah Suro Lestari di Kendeng

Melawan tanpa senjata, mengingatkan kita pada metode perjuangan Satyagraha yang dikembangkan oleh Mahatma Gandhi pada abad 20. Tetapi Indonesia punya Mbah Suro, yang terlebih dahulu mengobarkan perlawanan tanpa senjata terhadap kolonialis Belanda.

Konsep hidup menghormati alam beserta kekayaan yang terkandung didalamnya, membuat masyarakat Samin dianggap sebagai suku yang terbelakang dalam modernisasi ketika itu. Walau pada masa kini, moderniasi perlahan dapat bersatu dengan perilaku kehidupan mereka tatkala dibutuhkan dalam urusan pertanian.

Perjuangan Mbah Suro tentu telah melewati batas-batas ruang dan waktu sejarah yang beragam. Sikap rendah diri dan toleran yang dimiliki oleh penganut Sedulur Sikep, telah membawa mereka menjadi sebuah masyarakat pendobrak penganut individualisme di era modern saat ini.

Masyarakat Samin, tentu sudah sangat dikenal dunia kini. Perjuangannya menjaga alam Kendeng agar tetap lestari telah mendapatkan apresiasi berskala internasional. Tinggal bagaimana generasi muda saat ini mampu mengikuti semangat mereka untuk dapat terus menjaga alamnya.

Kalau bukan kita yang menjaga bumi, lantas siapa? “Ibu bumi wis maringi. Ibu bumi dilarani. Ibu bumi kang ngadili”, merupakan ungkapan perjuangan Gunretno yang acap kali digelorakan ketika memperjuangkan kelestarian alam. Gunretno merupakan wujud dari perjuangan Mbah Suro saat ini.

Semoga Kendeng dapat terus lestari, untuk generasi saat ini ataupun nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun