Soekarno tentu tidak sedang terinspirasi Richard Collier dalam Bid Time Return, novel karya Richard Matheson, kala ia mengagumi sebuah lukisan perempuan dan langsung jatuh cinta pada sosok itu, kala Basuki Abdullah, si pelukis, bercerita bahwa sosok perempuan dalam lukisan berjudul The Lady in Kebaya itu nyata. Soekarno mencari tahu siapa gerangan sang anggun. Tapi jangan merasa ini seperti roman cinta yang indah. Cinta bukanlah perihal istimewa dari si Bung. Stok cintamya ada di setiap saku celana.
Dilamar putra sang fajar pada usia hampir 60, perempuan itu luluh. Ia, Kartini Manoppo, pramugari Garuda, kelak menjadi istri kelima sang presiden.
Namun kecantikan Kartini --sepertinya ia yang tercantik dibanding empat istri sebelumnya, kecuali istri pertama Oetari yang tak ada potret masa mudanya-- seolah memang tak menyurutkan langkah Soekarno untuk berpetualang pada cinta  berikutnya dan berikutnya.
Baru-baru ini, ABC News merilis video wawancara Cindy Adams dengan Soekarno yang tak beredar sebelumnya. Cindy, yang dalam foto (hasil tangkapan layar video) berbaju putih, mewawancarai Soekarno pada 1966. Dan ketika ia mengetahui Soekarno menikah lagi, ia bertanya hingga dua kali, "Apakah dia (istri baru Soekarno) cantik?"
Soekarno --sang orator ulung-- mati kutu tak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia terdiam.
Cindy, yang juga menulis biografi Soekarno berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, seakan sudah paham bagaimana "isi perut" laki-laki yang dulu bernama Kusno ini, karena di dalam buku tersebut ada pesan tersirat Soekarno soal polahnya dalam cinta.
Pada usia 18 tahun, itu berarti sekitar tahun 1918-1919, Soekarno jatuh cinta dengan Mien Hessels, noni Belanda. Ia bahkan nekat melamar Mien, namun ditolak mentah-mentah oleh ayah si gadis. 23 tahun kemudian, Soekarno bertemu Mien secara tidak sengaja. Dan ia terbelalak, Mien yang sudah menikah muncul dihadapannya dengan badan yang bengkak membesar.
"Mien, bidadariku dulu sudah menjadi tukang sihir," kata Soekarno di buku itu.
Soekarno seolah menempatkan cinta dan fisik dalam kotak berbeda. Ia menolak sifat kodrati perempuan yang berubah setelah melahirkan anak. Soekarno ingin bidadari ada disisinya sepanjang waktu. Cindy mungkin hendak menggambarkan, tipikal orang seperti ini adalah pembosan.
Dan itu terbukti. Soekarno jatuh cinta lagi..dan lagi...dan lagi.
Dalam video Cindy Adams mewawancarai Soekarno, ada visual menarik. Disamping kiri Cindy, duduk seorang perempuan cantik berkebaya. Sebagian netizen yang menonton video menulis komentar, bertanya, siapa perempuan itu. Dari rautnya, banyak orang menebak perempuan itu adalah Kartini. Jika benar, tentu ini adalah kali pertama ia muncul di publik. Selama ini publik hanya melihat Kartini dari foto ia sedang duduk mengapit seorang anak laki-laki yang ia lahirkan di Jerman. Ada satu foto lain, ketika ia ikut peragaan busana di Amerika. Tidak ada catatan Kartini terekspose dalam kegiatan kenegaraan. Dalam arsip majalah Tempo, Kartini hanya muncul saat peletakan batu pertama makam Bung Karno. Ia mengunci rapat informasi perkawinannya demi menjaga nama keluarga besarnya yang bangsawan Manado yang menganggap tabu menjadi istri muda seseorang. Sehingga Kartini hanya menikah siri dengan Soekarno.