Mohon tunggu...
Sosbud

Era Conceptual, Optimalisasi Otak Kanan, dan Personal Brand

7 Mei 2015   09:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:18 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Era sudah berubah, dr Era Pertanian – Industri – Informasi dan sekarang adalah era nya para pencipta / Era Conceptual. Pada Era ini terkenal dg 2 hal : High Touch & High Concept. Pada era ini, berilmu, tau dan bisa saja tidak cukup. Perlu sentuhan-sentuhan lain dan mendalam. Jika di Era Informasi, para tenaga kerja berpengetahuan menjadi “mahal”, di Era Conceptual ini, tidak lagi. Gimana tidak, system /aplikasi dan sejenisnya dapat menggantikan cara kerja otak manusia. Jika memiliki pola, rumus sesulit apapun dapat dibuatkan aplikasi / system nya. Hasilnya sama, dan bahkan lebih cepat. Jangan bangga jika di negara maju seperti Amerika dan Eropa banyak tenaga kerja Asia. Itu bukan karena orang Amerika dan Eropa tidak mampu, itu karena mereka telah beranjak menjadi pencipta. Mereka ciptakan dan mereka mempekerjakan orang Asia untuk memanagenya. Cakep kan. Inilah Era Conceptual.

Era Conceptual ini adalah eranya kamu-kamu yg bisa mengoptimalkan otak kanan. Kamu-kamu yg pikirannya mencla-menclo, tidak beraturan, tp dg itu kamu bs menemukan hal-hal baru. Ini era nya kamu yg suka seni dan keindahan, bukan untuk jadi seniman tp untuk mempercantik hasil pekerjaan. Ini era nya kamu yg berpikir concept, memikirkan hubungan antara satu dan lainnya, dan mencoba berpikir berbeda. Iya ini era kita, kita semua bs mengoptimalkan otak kanan kita.

Beririsan dg itu, kita mengenal istilah Personal Brand. Personal Brand adalah pandangan/anggapan orang terhadap kita yg terbentuk dr pengalaman selama dia berinteraksi dg kita. Tahukah kamu, Personal Brand sangat dipengaruhi cara kita mengoptimalkan otak kanan. Nganan banget dah. Ada 3 komponen utama Personal Brand : Khas, Relevan dan Konsisten. Ohya Personal Brand itu beda ya dg citra atau pencitraan. Bedanya di waktu bertahan. Pencitraan biasa nya tidak lama, sesaat. Kalo Personal Bran itu lama, nguji konsistensi kita. Yuk, kita bahas masing-masing komponen utama.

Khas
Personal Brand itu harus khas, unik. Harus spesifik hal apa yg mau kamu tanamkan dibenak orang lain. Kalo saya SDM, ahli di SDM.

Relevan
Apa yg kamu jadikan brand, harus relevan atau dianggap penting jg oleh orang lain, secara universal. Krn pasti banget tidak semua orang sepakat bahwa SDM itu penting. Tp sebagian yg lain, mengatakan penting. Secara universal, orang anggap itu penting.

Konsisten
Ini yg membedakan citra dg brand. Konsistensi. Disaat kita sudah memilih yg unik dan relevan, langkah selanjutnya adalah bertahan dan bertahan untuk terus menjual yg unik dan relevan itu. Konsisten.

Selain komponen utama, ada juga dimensi Personal Brand : Kompetensi, Standar, dan Gaya.

Kompetensi
Bagi seorang SDM’ers,  dibutuhkan kemampuan dalam Organization Development, Performance Management System, Compensation and Benefit, Industrial Relation dll. Inilah kompetensi. Tidak sama memang seperti kompetensi dalam kamus SDM, tp secara umum sama, menunjukan kemampuan yg harus kamu punya.

Standar
Standar ini ibarat nilai. Disaat seorang  SDM’ers  melakukan Job Evaluation, berapa kualitas output yg dihasilkan. Teori apa yg digunakan, Hay kah, atau yg lain.

Gaya
Dan gaya ini lebih kepada cara kamu mendeliver output. Disinilah dimensi dimana otak kanan mayoritas bekerja. Bukan berarti di dimensi  lain ga perlu ya.

Tetesan-tetesan hikmah ini mengajarkan kita tentang KESEMPURNAAN. Kerja dg output saja tidak cukup, butuh outcome. Kerja dg hasil saja tidak cukup, butuh delivery yg bagus. Bukan sekedar ada hasil, tp apakah hasil itu dapat memberikan sentuhan berbeda dan bermanfaat. High Touch, High Concept!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun