Mohon tunggu...
Muhammad Afif Hendrawan
Muhammad Afif Hendrawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Information System ITS\r\nRadio Jockey @RadioRoom318\r\nDesigner @PRIDE\r\nPumper @XDC_Crew\r\nrandomarticlez.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untitled 1

19 Februari 2012   19:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:27 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya 25 November 2011, at Freakin Kost, 2:33 AM GMT+7
Sebenernya iseng aja mau nulis sesuatu di sini, ini bukan diary gw, ini sekedar tulisan gw sebelum tidur
Sambil nulis ini gw puter mp3 player gw dengan lagu-lagu melow, mulai menulis . . . . . .

"ketika semua harapan telah kau letakkan kepada seseorang yang sangat kau cintai,
tetapi selama ini kau tidak mampu berkata apapun tentang perasaan yang kau miliki,
perasaan itu hanya kau ungkapkan dengan betapa tak terduganya sikapmu kepadanya,
terkadang itu membuatnya kesal, terkadang pula itu membuatnya mulai memberikan jarak kepadamu,
tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain itu, ya hanya itu saja,
setiap malam kau memikirkannya, sedang apa yang dia lakukan, kau juga berfikir, apakah disaat yang sama dia juga memikirkanmu,
jawabannya "tidak!",


kenapa kau bergitu yakin dengan jawaban itu ? lalu kau berfikir lagi . . .
sekali waktu ingin rasanya kau mengungkapkan semuanya, tapi tetap, TIDAK BISA,
rasa yang tak jelas ini selalu menjadi racun diharimu,
setiap kau memikirkan dirinya, racun itu makin lama makin menggerogoti isi dari tubuhmu, semakin tak ada semangat untuk hidup,
meski hari ini kau tetap dengannya, tetepi kau selalu merasa dia tidak ada rasa untukmu,
kau selalu menganggap dirimu tidak pantas untuknya, dia terlalu baik untuk kau miliki,
hingga pada suatu saat, kau mengetahui dia telah punya pendamping,
dengan isi hati yang mulai kering seakan akan pecah bagaikan es, kau mengirimkan pesan singkat kepadanya,
"Selamat ya, semoga awet"
begitu mudahnya kau mengirimkan pesan itu, dengan senyum kau mengirimnya, meski dia tidak akan perduli,
setelah itu kalian bagaikan adam dan hawa yang terpisah ketika turun dari syurga,
kau mengambil sikap untuk menjauh darinya,
kau berfikir ini hanya untuk menjaga hubungan dia dengan kekasihnya,
kau berfikit tidak ingin menganggu, tidak ingin tahu menahu, dan tidak ingin membuat kekasihnya curiga dan memarahinya,
hanya ingin menghargai hubungan orang lain,
Namun,
itu semua ternyata hanya membuatmu gila!
setiap telefon genggammu berdering, kau selalu berharap itu darinya,
tapi kenyataannya tidak!
setiap kau ingin mengetahui kabarnya, apakah dia sehat, apakah yang sedang ia lakukan sekarang, bagaimana hubungannya,
itu hanya membuat jarum semakin menusuk di hatimu,
pegang dan kemudian letakkan, itu yang hanya kau lakukan setiap kali ingin mengirim pesan,
Suatu hari kau menerima pesan darinya, menanyakan kabarmu sekarang,
kau tersenyum dan membalas pesan darinya,
tapi tidak seperti dulu, komunikasi yang terjalin hanya beberapa jam saja,
setelah itu kembali membeku,
Hal itu terus berlanjut hingga pada suatu ketika kau memutuskan untuk melupakan dirinya,
kau berfikiri, "Sudahlah, dia sudah ada yang punya, aku tidak berhak untuk menganggunya"
kau mulai menghapus semua memori tentang dia, namun kau tidak sanggup menghapus namanya dari handphonemu,
ketika dia mengirim pesan, kau hanya membaca dan tersenyum tanpa membalas, begitu seterusnya,
Tetapi tidak dapat kau membohongi dirimu sendiri,
dalam hatimu kau masih ingin memilikinya,
rasa memiliki yang kau punya memang berbeda,
lebih dari hanya sekedar ini memiliki, lebih dari rasa cinta, lebih dari sekedar rasa sayang,
kau sendiri tidak tahu apa yang sedang kau rasakan,
ada niatan untuk kembali mengungkapkannya,
tapi kau urungkan,
kau ingat ketika kau hampir mengungkapkan hal itu kepadanya,
ya, itu malah membuat dia semakin jauh darimu, lebih jauh dari sekarang, . . .

dan sampai saat inipun perasaan itu masih kau jaga,
terpesit fikiran untuk berpaling,
tapi semakin kau ingin semakin kau tak bisa,
kisahmu ini bagaikan lakon dalam sebuah lirik lagu,
dia sempat menanyakan, mengapa kau menjauh darinya
dan kau mengatakan kepadanya bahwa kau pernah suka kepadanya,
tetapi rasanya tidak mungkin, karena dia telah ada yang memiliki,
kemudian kau melanjutkannya,
"Sekarang perasaanku sudah biasa, tidak ada apa-apa lagi"
dia hanya menjawab "ohhh"
tetapi KAU MEMBUAL ! HINGGA DETIK INI KAU MASIH SAYANG KEPADANYA !
mengapa kau mengatakan hal itu kepadanya?!
kau menjawab "aku hanya tidak ingin dia menjauh lagi seperti dulu, aku ingin selalu berada didekatnya, walau tidak ada perasaan apapun baginya, cukup perasaan ini bagiku, aku sudah cukup bahagia"
kemudian kau pergi meninggallkanku dengan senyum,
ku tau apa yang kau rasakan, aku juga merasakannya,
jika benar apa yang kau rasakan itu kepadanya, yakinkanlah apa yang kau lakukan benar,
jaga dia, meski dia tidak akan pernah tahu, perhatika dia, walau dia akan meninggalkanmu karena bosan dengan semua ocehanmu,
karena hanya itu yang hanya bisa kau lalukan hingga dia sadar akan hadirmu,
entah hari ini, esok, atau saat kau telah pulang, . . . ."

"karena kau adalah aku, aku adalah kau"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun