Ketika kita sedang dihadapkan pertanyaan seperti ini ”Akademik atau Organisasi?”. Diawal, jujur sangat bingung untuk menjawabnya karena berada dalam posisi yang sulit. Apakah mahasiswa yang menyukai bidang akademiknya harus terus belajar tanpa perlu bersosialisasi dalam organisasi? Atau apakah mahasiswa yang memiliki bakat kepemimpinan haruskah memilih organisasi dan melupakan akademiknya?
Sebelum menetapkan jawaban, coba kita sama-sama pahami, bagaimana kita menyikapi pertanyaan tersebut.
Ada sebuah Filosofi, ketika kita hanya focus pada kegiatan akademik saja, mengabaikan organisasi maka kita seperti ‘SUMUR’, Sempit tapi Dalam. Ambil contoh, saya hanya fokus pada Ilmu ‘X’ saja mengabaikan organisasi dan sosialisasi, maka saya memiliki pergaulan dan wawasan yang sempit, tapi ketika ada orang yang bertanya tentang teori ‘X’, maka saya dapat dengan menyeluruh dan mendalam menjelaskan teori-teori itu.
Ketika kita focus pada Organisasi, dan mengabaikan akademik, maka kita seperti ‘DANAU’, Luas tapi Dangkal. Kita mungkin menjadi orang yang luas pergaulannya dan serba tahu mengenai semua isu yang ada, tapi kita memahami makna pergaulan itu secara dangkal dan sulit untuk menganalisa dan memberi solusi dalam mengatasi isu-isu yang ada.
Dan, ketika kita focus pada Akademik di iringi dengan kegiatan Organisasi, maka kita seperti ‘LAUT’, Luas dan Dalam. Kita akan menjadi Individu yang senantiasa bersyukur terhadap segala Nikmat dan Karunia yang dimiliki, Berdakwah dengan cerdas, Menebar kebaikan, memiliki Pengetahuan dan Wawasan yang luas, IPK mumpuni, Social dan Personal Skills yang baik, Niscaya kita lah yang pantas disebut sebagai, Kuntum khairu ummah ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya umat yang di-tampilkan untuk umat manusia. QS. 3: 110).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H