Mohon tunggu...
Hendra Wijaya
Hendra Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Muslim I Mahasiswa UNPAD, Fak.Psikologi I Kab.Karawang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Sebenarnya Identitas (Nilai) Kita??

16 Oktober 2013   22:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Value is any idea, a concept , about what some one think is important in life.”

Nilai atau dalam bahasa Inggris disebut value berarti harga, penghargaan, atau tafsiran. Artinya, harga atau penghargaan yang melekat pada sebuah objek (benda, barang, keadaan, perbuatan, atau perilaku) yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Di dalam tatanan masyarakat, juga mengenal istilah nilai atau lebih tepatnya Nilai Sosial. Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan.

Berdasarkan diagram diatas, Banyak sekali nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, tapi kita bisa melihat bahwa salah satu nilai tertinggi yang perlu kita pertahankan dan miliki adalah KEJUJURAN.

1381936800517890864
1381936800517890864

Namun pada faktanya seperti yang terlihat pada diagram yang kedua, bahwa nilai yang paling banyak hilang dari bangsa Indonesia adalah nilai KEJUJURAN. Ironis rasanya, nilai yang seharusnya menjadi identitas kita menjadi nilai yang paling banyak hilang.

Di ibaratkan seperti bangsa Indonesia mayoritas penduduk nya memakan nasi sebagai makanan pokok, tapi padi yang ada di Indonesia kian habis terserang hama atau tidak produksi lagi. Pantas bila akhirnya, banyak penduduk yang akan mati kelaparan. Apa jadi nya bila demikian?

Dan jika

1381936924842599565
1381936924842599565
kita melihat diagram yang ke-tiga, alasan mengapa nilai ideal itu hilang, adalah tidak adanya kejelasan hukum dan semakin individualisnya penduduk yang menjadi bagian dari Negara ini.

Sedih rasanya ketika media banyak menayangkan ironisnya hukum di Indonesia, salah satu info yang sedang hangat saat ini, yang terjadi pada tubuh Mahkamah Konstitusi, yang harusnya menjadi garda terdepan hukum Negara kita, justru dipimpin oleh orang yang akhirnya menjadi garda terdepan orang-orang yang memiliki kekuasaan dan harta. Mengendarai hukum untuk kepentingan pribadi dan memperkaya diri sendiri.

Indonesia bukan Amerika. Indonesia bukan Belanda, Indonesia bukan Rusia. Indonesia juga bukan Barat. Indonesia juga bukan negara yang liberal dan sekuler. Tetapi Indonesia adalah negara timur yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur asli bumi pertiwi. Apalah artinya saya berjalan sendiri, kalau kenyataan nya yang akan memimpin dan mengangkat harkat dan martabat bangsa ini adalah kita semua nya.

Mari kita sama-sama, mulai saat ini, Jujur pada diri sendiri, Jujur kepada Keluarga, Jujur kepada Masyarakat, serta Jujur pada Negara kita tercinta ini..

Sumber diagram :

Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd. dalam Presentasi TPBK UNPAD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun