Mohon tunggu...
Hendra Poetra Hista
Hendra Poetra Hista Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya sangat menyukai hal yang menantang, seni, adventure serta yang lainnya tentunya hal yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Mudah Mendidik Anak yang Shaleh dan Shalehah

21 April 2014   21:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

(Oleh : Hendra Poetra Hista)

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk menjadi seorang anak yang shaleh dan shalehah. Kenapa demikian? Itu karena tidak ada amal yang dapat kita bawa ketika kita sudah menghadap Sang Illahi Robbi selain tiga perkara : Shadaqoh Jariyah, Waladun ‘shaleh, dan ilmu yang bermanfaat. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW. “Apabila manusia wafat, maka putuslah segala amalnya kecuali tiga hal, yaitu: shadaqah jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya” (HR. Muslim).

Malam sabtu kemarin, tepatnya pada tanggal 18 April 2014. Saudara sepupu saya mengadakan acara pengajian di rumahnya pada acara khitanan putra pertamanya yang bernama Muhammad Iman. Saudara saya tersebut menghadirkan dua orang mubaligh yaitu Kyai Hasan Basri dn KH. Otong untuk memberikan penerangan hidup kepada kami khususnya dan umat islam pada umunya.

Dalam ceramahnya mereka menyampaikan tentang anak yang shaleh. Dalam mendidik anak tidak mudah sebagaimanya yang kita banyangkan. Anak adalah titipan dari Sang Kholik Allah SWT. Maka dari itu, kita sebagai orang tua harus bisa menjaga, membesarkan, dan mendidik anak dengan ilmu agama dan ilmu untuk kehidupannya di dunia ini.

Menurut para mubaligh bahwa mendidik anak untuk menjadi anak yang shaleh tidaklah mudah. Karena dalam kehidupan kita yang paling besar pengaruhnya adalah lingkuangan. Sekalipun anak tersebut telah dibekali ilmu-ilmu agama sejak dini tetap saja lingkungan yang bisa mempengaruhi semua itu. Kyai Hasan Basri misalnya, ia merasa tidak berhasil mendidik anak agar menjadi anak yang shaleh. Karena pergaulan anaknya sekarang susah untuk dikendalikan lagi. Sekalipun seorang anak terlahir dari seorang Kyai dan Nyai (sebutan istri kyai), tapi tetap saja pengaruh lingkungan sangat erat dalam kehidupan seorang anak.

Pengertian anak shaleh secara sederhananya yaitu seorang anak yang selalu taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sert selalu mendo’akan kedua orang tuanya dikala masih hidup dan seelah mereka tiada. peran utama orangtua dalam mendidik anak-anak mereka. Karakter anak di antaranya ditentukan oleh pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Pendidikan itu butuh ilmu (maddah) dan keterampilan (tariqah, amal). Tanpa ilmu yang cukup tentang bagaimana cara mendidik anak yang baik dan shaleh tentu mengakibatkan kebingungan atau bahkan kekeliruan dalam mendidik anak. Kalaupun ada ilmu, tapi tanpa keterampilan yang cukup, tentu nilai-nilai yang akan disampaikan tidak terserap dengan baik. Selain ilmu dan amal, setiap orangtua Muslim perlu memasukkan unsur iman dalam proses pendidikan anak-anak mereka. Dengan demikian, tiga unsur dalam mendidik anak shaleh adalah: iman, ilmu, dan amal. Iman untuk mengisi kebutuhan jiwa dan ruhani, ilmu untuk mengisi akal pikiran, dan amal untuk menghaluskan budi pekerti dan perilakunya.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun