Dikutip dari MetroTvNews.Com bahwa Isu Kenaikan harga BBM bersubsidi telah menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat di ruang publik beberapa pekan terakhir, hal ini disebebkan karena inflasi dan faktor ekonomi global terkini yang disebut Presiden Joko Widodo pada awal Agustus.
Rencana kenaikan BBM di perkirakan di rentan Rp 2.000-Rp 3.000 per liter. Saat ini, harga awal BBM bersubsidi berada di angka Rp 7.650 untuk pertalite dan jika benar BBM akan naik harganya akan berada di kisaran 10.000 per liter. Sedangkan untuk solar saat ini berada di harga Rp 5.150 dan diperkirakan akan naik kurang lebih Rp 8 ribu per liter.
Penyebab Isu kenaikkan BBM karena harga minyak mentah sampai saat ini masih terus naik dan  diprediksi akan mencapai USD 105 per barel pada akhirnya 2022. Kebijaksanaan pemerintah dalam menentukan kenaikkan harga BBM, Kini sangat dinanti masyarakat. Diharapkan harga baru tersebut tidak terlalu rendah agar dapat menghilangkan akar permasalahan tetapi juga tidak terlalu tinggi dari nilai keekonomian di indonesia, sehingga kedepannya beban masyarakt tidak menjadi terlalu besar dan inflasi juga tidak melonjak tajam.
Lalu seperti apa saja Harga Pangan yanga Naik Akibat Kenaikkan Harga BBM Bersubsidi?
Menurut Nur Fitriatus Shalihah bahwa harga bahan pokok sudah mengalami kenaikkan menjelang kenaikkan harga BBM yang jenisnya adalah pertalite dan solar bersubsidi.
Dilansir dari hargapangan.id, (12/11/2022), bahan pokok yang mengalami kenaikkan berkisar pada beras dan cabai.
Berikut ini harga rata-rata bahan pokok yang naik:
1. Cabai merah besar
- harga normalnya kisaran harga Rp 60.750Â
- sekarang naik menjadi 0,41 persen (Rp 250)
2. Â Cabai merah keriting
- harga normal kisaran harga Rp 63.550
- sekarang naik menjadi 0,32 persen (Rp 600)
3. Cabai rawit merah
- harga normal kisaran harga Rp 62.500
- sekarang naik  menjadi 0,32 persen (Rp 200)
4. Beras kualitas II
- harga normal kisaran harga Rp 10.600
- sekarang naik menjadi 0,47 persen (Rp 50)