Mohon tunggu...
Hendra Gunawan
Hendra Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terkadang sebuah kalimat cukup untuk mengubah hidup seseorang

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Gebyar Ramadhan dengan Petasan

26 April 2021   10:04 Diperbarui: 26 April 2021   10:16 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Bermain petasan di bulan suci ramadhan merupakan sebuah tradisi turun-temurun masyarakat Indonesia, hal ini dilakukan oleh anak-anak muda untuk menyemarakan bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini. 

Banyak pedagang petasan dadakan yang berjualan di setiap pinggir jalan, tentunya para pedagang memanfaatkan moment bulan suci Ramadhan ini untuk menggaip rezeki dengan berjualan petasan. Semangat generasi muda dalam menyemarakan bulan suci Ramadhan ini sangat menggebu-gebu, tak jarang suara dar-der-dor petasan berbunyi di setiap daerah di Indonesia.

Tradisi bermain petasan ini biasa nya dilakukan anak-anak muda pada saat menanti waktu berbuka puasa, setelah sholat tarawih, digunakan untuk membangunkan orang-orang untuk sahur, hingga penyambutan hari raya lebaran. Meski bermain petasan itu berbahaya dan penuh resiko, nyatanya tradisi ini telah ada sejak jaman dulu.

Rizal salah satu generasi muda yang tinggal di daerah Jakarta Barat mengatakan. "di bulan puasa kalo enggak main petasan yaa enggak seru, lagi juga ini kan udah tradisi dari dulu setiap di bulan puasa". Tuturnya

Hasil penelusuran dari berbagai macam situs sejarah, ternyata tradisi bermain petasan ini sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Di jaman kolonial biasa nya petasan dibakar pada Natal, Tahun Baru, Lebaran, dan beberapa hari ritual adat. Meskin merupakan sebuah tradisi, banyak perbedaan pendapat antara generasi muda dan generasi tua.

Generasi tua sering kali menganggap suara petasan mengganggu ketenangan mereka beribadah, sebaliknya generasi muda menganggap bahwa bermain petasan itu menyenangkan. Bahkan pemerintah juga melarang masyarakat untuk bermain petasan, karena petasan merupakan benda yang berbahaya. Tidak sedikit bencana kebakaran rumah terjadi akibat ledakan petasan.

Namun meski sudah dilarang pemerintah, yang nama nya tradisi turun-temurun masyarakat sulit untuk dihentikan. Menurut Hj. Zuki salah satu tokoh masyarakat, ia mengatakan:

"kalo yang nama nya tradisi itu susah buat di-ilangin, maen petasan di bulan puasa itu udah dari jaman dulu, jaman gua kecil sekitar tahun 60'an. Yang penting mah tau tempat buat maen petasan nya ama tanggung jawab." imbuhnya.

Jadi, tradisi bermain petasan sebenarnya sah-sah saja, asalkann bermain ditempat yang aman  jauh dari pemukiman warga dan tentu nya wajib dalam pengawasan orang dewasa, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (Senin, 26/04/2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun