Mohon tunggu...
Hendra pateli
Hendra pateli Mohon Tunggu... -

Lahir disuatu kawasan yang pernah disinggahi pasukan Dii/TII kahar muzakkar yang bernama batu lotong dan bermimpi jadi penulis hebat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Spekulasi Heboh di Sungai Sigeri

13 Juni 2014   15:55 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Spekulasi heboh di sungai sigeri

Sesuatu yang menghebohkan kadang membuat banyak orang tergugah rasa penasarannya sehingga tertarik untuk melihat (baca alat epistemelogi) secara langsung untuk membuktikan kebenarannya, pada dasarnya manusia memiliki rasa penasaran yang tinggi untuk mengetahui sesuatu yang bersifat fenomenologi yang terjadi disekitarnya. Apalagi di tengah era kedigdayaan tehknologi sehingga manusia cenderung untuk merasionalkan segala sesuatu (baca ilmiah), oleh karena itu setiap sesuatu yang terjadi di masyarakat apalagi yang bersifat agak berbau mistis seperti yang terjadi di sungai sigeri yang menghebohkan banyak orang sebab diyakini dapat menyembukan dan tanpa perlu menunggu lama maka semua masyarakat yang merasa penasaran atau mengidap penyakit merasa perlu ke sungai sigeri supaya dapat sembuh dari penyakitnya.

Dari fenomena yang menghebohkan di sigeri ini dapat kita cermati sebagai sebuah spekulasi yang bereproduksi untuk menarik banyak orang yang mungkin secara logis dapat kita anggap sebuah sesuatu yang pada dasarnya bersifat spekulasi, yang akhirnya dapat menggiring opini banyak orang untuk menarik supaya mengunjungi sigeri, tapi secara kritis sesungguhnya fenomena ini lebih identik sebagai spekulasi belaka tapi ada banyak orang yang bersaksi bahwa setelah mereka dari sungai di sigeri untuk mengambil airnya mereka sembuh dari penyakit yang di deritanya dan ini mungkin yang banyak membuat orang menggapnya sebagai sebuah hipotesa sebab ada buktinya dari beberapa kesaksian orang yang telah mengambil air dari sungai tersebut. Mungkin kita dapat menganalisis bahwa mereka yang menderita penyakit lalu kesana untuk mengambil air yang dianggap dapat menyembuhkan seperti penyakit asam urat dan memang kebanyakan orang yang mengunjungi tempat itu adalah orang yang menderita penyakit asam urat, dari sinilah mungkin disalah pahami orang tentang kasiat air sungai sigeri yang menyembuhnya sebab dari contoh kasus yang ada seorang yang menderita penyakit asam urat dengan kondisi sungai tersebut memang dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menyembuhkan sebab akses jalan yang di tempuh yang penuh dengan batu-batuan hingga dapat menjadi trapi bagi siapa saja yang menderita penyakit asam urat. Dari kondisi logis ini sesungguhnya fenomena yang menyita perhatian banyak orang sesungguhnya hanya sebuah spekulasi tapi karena banyaknya orang yang bersaksi sebab setelah mereka mengambil air di sungai sigeri hingga telah dianggap sudah naik level ke hipotesa sebab telah ada bukti, namun hal ini hanya bersifat spekulasi semata.

Bila di tarik keranah epistemologi sesunggunya hal ini dapat dipahami sebagai sesuatu hal yang masuk ke dalam perangkap operasional epistemologi, oleh karena itu sesungguhnya kasus yang menghebohkan di sigeri ini lebih bersifat spekulasi belaka namun dari banyaknya kesaksian sebetulnya bukanlah sebuah jamin pasti yang dapat menjadi indikator untuk menyebut hal tersebut menjadi sebuah hipotesis dan kalau pun sebetulnya kita mau menerapkan prinsip ilmiah maka yang di perlukan adalah penelitian secara ilmiah untuk membuktikan apa sesungguhnya terjadi di lapangan, supaya sebuah fenomena tidak menjadi sebuah hal yang hanya dapat di pahami secara simpang siur, tanpa ada upaya untuk memahami apa sesungguhnya yang terjadi. Untuk itulah ke depan sesungguhnya menjadi sebuah tantangan bagi kita semua kalangan akademisi atau mahasiswa maupun kalangan yang melek pengetahuan supaya sebuah fenomena yang terjadi tidak menjadi mubazzir, tapi kita mendapatkan sebuah pengetahuan melalui sesuatu yang terjadi disekitar kita dan melahirkan sebuah spirit keilmuwan dalam mengimplementasikan filsafat ilmu. Sebab sesuatu hal terjadi sebetulnya dapat membawah kita pada sebuah paradigma berpikir yang ilmiah bukan melihat sesuatu hal terjadi hanya memandangnya sebagai sesuatu yang mistis, sehingga menutupi peluang terbukanya sebuah pengetahuan baru untuk membuka cakrawala pemikiran manusia.

Menyikapi maraknya spekulasi yang terjadi di kalangan masyarakat maka sesungguhnya kalangan yang melek pengetahuan sebetulnya perlu bersabar (baca teliti) untuk menentukan sikap dalam melihat fenomena yang terjadi di masyarakat, maka disinilah di perlukan perangkap operasional filsafat ilmu untuk membangun sebuah masyarakat berpengetahuan tapi yang menjadi masalah dalam perangkap operasional itu bukan hanya satu perangkap tapi banyak perangkap yang terdiri dari spekulasi, hipotesis, paradigma dan teori tapi yang sering terjadi di kalangan masyarakat lebih banyak spekulasi namun yang parahnya adalah spekulasi ini sering loncat ke paradigma tanpa ada proses pembuktian secara ilmiah, maka itu perlu sebenarnya proses penerapan operasional filsafat ilmu untuk membangun pengetahuan yang lebih reaksional terhadap fenomena yang terjadi di sekitar kita.

Sesungguhnya sebuah kasus yang terjadi di sungai sigeri dapat menjadi pintu masuk dalam membangun sebuah proses berpikir ilmiah untuk mengungkap filosofi setiap yang ada disekitar kita, oleh karena itu perlu di rangsang kalangan terpelajar lebih reaksional terhadap setiap yang terjadi untuk membangun kesadaran kebutuhan akan pengembangan keilmuwan, seperti yang terjadi di sigeri maka perlu penelitian untuk menapaki setiap perangkap operasional filsafat ilmu maka spekulasi itu perlu di buktikan untuk menjadi sebuah kebenaran yang di dukung oleh penelitian, maka jangan pernah menyia-nyiakan fenomena yang terjadi untuk merangsang melek pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun