Membuka lembaran baru di bulan Mei ini sepertinya menjadi hari yang terasa indah dan menyenangkan. Sejak pagi, sudah disuguhi banyak adegan yang bisa menghibur diri. Tidak saja secara mental dan spiritual tentunya.
Salah satu yang kabar yang datang secara acak dari media sosial adalah kisah humanistik dalam pemberitaan. Artinya, ada liputan atau reportase yang mengedepankan sisi kemanusiaan. Mereka bukan hanya ditempatkan sebagai objek, tapi juga kepada subjek yang utama.
Nah, sisi baiknya adalah pembaca, pendengar, pemirsa/penonton seolah-olah turut dihadirkan di dalamnya. Bisa turut merasakan peristiwa yang dilaporkan oleh si pewarta. Tidak mudah sebenarnya melakukan pendekatan jurnalistik seperti ini, namun bukan berarti tidak mungkin dilakukan.
Liputan Keluarga
Gegara ada akun yang memberitakan kisah Reportase Mudik 2022 ini, akhirnya saya mencoba mencari tahu sendiri. Maklumlah jarang menonton TV kecuali yang favorit saja, hehe...
Ya, ternyata benar. Ini memang pendekatan jurnalistik yang "uwu". Kalau definisi bahasa gaulnya sendiri merujuk pada ungkapan gemas yang sangat imut. Kalau bentuk emoticon-nya digambarkan pada ekspresi wajah berbentuk huruf U pada bagian mata dan W pada mulutnya. Pendek katanya adalah ungkapan yang bercampur antara gemas, gembira, dan lucu.
Ceritanya adalah redaksi Kompas TV memberitakan sisi lain dari program liputan atau reportase mudik 2022 itu. Ada salah satu jurnalis yang bertugas di gerbang tol Palimanan, Kabupaten Cirebon. Tepatnya di KM 188, jurnalis yang bernama Ni Putu Trisnanda ini tengah memberitakan kondisi lalu lintas secara langsung.
Uniknya, di titik peliputan itu, sang jurnalis justru bertemu dengan keluarganya yang hendak mudik ke Solo, Jawa Tengah. Tentu saja menyaksikan ekspresi yang ditampilkan (walaupun tertutup masker), tergambar raut muka yang penuh kegembiraan dan senyum yang mengembang. Sumringah, kata orang Jawa.
"Terlepas dari semua proses liputan yang saya lakukan, ternyata hari ini ada hal yang mengejutkan. Ternyata bukan hanya warga Indonesia saja yang saya liput dan menjadi bagian dari para pemudik, tapi ada keluarga saya juga yang ikut mudik," tutur sang jurnalis di bagian prolog kisahnya.
Haha... jadi ikut terharu dan senang. Dengan tetap profesional, Nanda (sebut saja begitu, ya) di awal segmen mewawancarai pemudik yang ayahnya sendiri.