Buah yang paling banyak dikonsumsi oleh orang rumah adalah pisang. Sebab ia tak mudah busuk dan diolah apapun juga bisa. Mau dibuat campuran kolak, digoreng, direbus biasa atau dengan air plus gula ataupun dimakan langsung juga bisa. Tergantung jenis pisangnya juga dan seberapa tingkat kematangannya.
Buah lainnya bervariasi. Paling umum karena banyak tersedia biasanya pepaya. Lainnya bervariasi; tergantung musim juga. Sesekali saja, misalnya: alpukat, mangga, srikaya, jeruk, salak, buah naga, durian, dan sebagainya.
Namun dari beragam buah yang ada tersebut, kulit buah kebanyakan masuk ke tempat sampah. Kalau dibusukkan jadi kompos, bercampur dengan yang lain-lain. Tapi karena hanya ditumpuk biasa, bisa berbulan-bulan baru bisa dipanen komposnya.
Nah, 'iseng-iseng' dengan pola go green, akhirnya ketemulah salah satu cara memanfaatkan kulit pisang untuk dijadikan kompos. Wah, menarik juga. Bisa jadi alternatif baru. Mengurangi sampah tapi masih bisa bermanfaat.
Tapi mengapa pisang yang menjadi acuan? Apakah buah yang lain tidak bisa? Bisa saja, namun pisang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan yang lain.Â
Kandungan fosfor, dan magnesium yang sangat tinggi menjadikan kulit pisang mampu memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman makin meningkat.
Demikian juga dengan kandungan potasium yang sangat tinggi pada kulit pisang. Hal ini amat membantu dalam membentuk bunga yang lebih besar dan cerah.
Potasium yang terkandung dalam kulit pisang juga membuat tanaman tahan terhadap kekeringan. Selain itu, kulit pisang bisa meningkatkan kandungan protein pada tanaman.Â
Kandungan kalium adalah yang tertinggi, yaitu sekitar 42%. Unsur hara ini berfungsi untuk menguatkan perakaran dan meningkatkan pembungaan sebagai bakal buah tanaman.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!