Di halaman depan rumah yang tanpa pagar permanen, tumbuh dua jenis pandan. Saking banyaknya sekarang, kadang ini dipakai untuk memberikan ancer-ancer (tanda petunjuk). "Rumah yang banyak pandannya."
Seperti pada gambar, di sebelah kiri ada Pandan Hijau (Ijo), yang warnanya hjau tua pekat. Pada gambar sebelah kanan adalah Pandan Wangi, yang warnanya hijau muda (pupus).
Kami lebih familier menyebutnya begitu. Dua jenis tanaman yang identik. Namun sebagian orang, dan hasil berselancar di dunia maya, gambar sebelah kiri disebut juga dengan Daun Suji. Sebutan lain adalah Pandan Betawi.Â
Tetangga, baik warga asli atau anak kos terkadang suka meminta. "Bu/Bude (kalau yang menemui ibu saya) atau Mas/Mbak/Dik (bila bertemu saya atau saudara serumah), minta daun pandannya."
"Oh, ya, ambil saja." Itu kalau yang meminta orang dewasa. Sudah tahu mana yang diperlukannya.
Sedangkan kalau yang meminta anak kecil yang disuruh orang tuanya, pertanyaan ini diajukan dulu. "Mau buat kolak atau kue?" Biar tak salah yang mengambilkannya.
Gambaran Umum
Di tempat saya, ukuran daun Pandan Wangi ini kalau masih kecil panjangnya rerata sejengkal jari tangan (+ 20-30 cm), tapi kalau sudah besar bisa sampai sepanjang lengan tangan (+ 60 cm). Jadi kalau mau memanfaatkannya lihat ukurannya juga.
Sementara kalau daun Pandan Hijau ukuran panjang daun reratanya tak sampai melampaui ukuran Pandan Wangi. Hanya sampai sejengkal jari tangan panjangnya. Lebih kurangnya seukuran itu.
Kalau tinggi dari pohonnya sendiri, jika dibiarkan tumbuh terus tanpa dipotong bisa mencapai 2 meter. Pergerakan pertumbuhan di antara keduanya, Pandan Wangi tergolong lebih cepat. Anakan (tunas)-nya cukup banyak, terutama yang dekat dengan tanah. Jika untuk dibudidayakan lebih mudah. Namun ia tak punya batang yang kuat sehingga harus ditopang biar bisa tinggi.