Saat lahir, kita bagaikan selembar kertas putih
Polos
Bersih
Tak bernoda
Tak bercacat cela
Masih mulus
Kertas itu kian hari kian berwarna
Tercampur warna merah, kuning, biru
Tercampur pula campuran warna dasar itu
Ada oranye, hijau, ungu
Semua warna saling bertumpuk, bertindih, menyatu
Berpadu padan, satu pada kertas polos putih tadi
Warna-warni yang menindih dasar putih tadi
Kian lama kian mengental
Pekat dan larut bersama
Ada yang mendominasi
Ada yang samar belaka
Warna putih tadi lambat-laun mulai berubah
Ia tak lagi polos bersih
Sudah berubah sedemikian rupa
Tak jelas menjadi apa
Abstrak tak kentara lagi
Begitulah rupa dan wajah kita
Makin hari, makin bulan, makin tahun
Warna-warni kehidupan terus berdatangan
Kita tak bakalan bisa berharap
Menjadi seperti kertas polos putih saat bayi
Itu tak akan mungkin
Yang perlu dilakukan hari ini
Hanyalah membuat aneka warna yang menutupi dasar putih
Juga nampak indah jika diperhatikan saksama
Abstrak
Tak berbentuk
Bukan berarti tak berguna lagi
Abstrak tetaplah sebuah warna
Ia tetap punya makna dan bisa jadi indah
Jikalau yang empunya mampu mengubah perspektif warna
Menjadi sebuah mahakarya lukisan yang luar biasa
29 Mei 2021
Hendra Setiawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H