Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selembar Kertas Putih

29 Mei 2021   19:01 Diperbarui: 29 Mei 2021   19:04 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat lahir, kita bagaikan selembar kertas putih
Polos
Bersih
Tak bernoda
Tak bercacat cela
Masih mulus

Kertas itu kian hari kian berwarna
Tercampur warna merah, kuning, biru
Tercampur pula campuran warna dasar itu
Ada oranye, hijau, ungu
Semua warna saling bertumpuk, bertindih, menyatu
Berpadu padan, satu pada kertas polos putih tadi

Warna-warni yang menindih dasar putih tadi
Kian lama kian mengental
Pekat dan larut bersama
Ada yang mendominasi
Ada yang samar belaka
Warna putih tadi lambat-laun mulai berubah

Ia tak lagi polos bersih
Sudah berubah sedemikian rupa
Tak jelas menjadi apa
Abstrak tak kentara lagi

Begitulah rupa dan wajah kita
Makin hari, makin bulan, makin tahun
Warna-warni kehidupan terus berdatangan
Kita tak bakalan bisa berharap
Menjadi seperti kertas polos putih saat bayi
Itu tak akan mungkin
Yang perlu dilakukan hari ini
Hanyalah membuat aneka warna yang menutupi dasar putih
Juga nampak indah jika diperhatikan saksama

Abstrak
Tak berbentuk
Bukan berarti tak berguna lagi
Abstrak tetaplah sebuah warna
Ia tetap punya makna dan bisa jadi indah
Jikalau yang empunya mampu mengubah perspektif warna
Menjadi sebuah mahakarya lukisan yang luar biasa

29 Mei 2021

Hendra Setiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun