Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Overthinking demi Juara dan Hadiah

25 Maret 2021   17:45 Diperbarui: 25 Maret 2021   18:07 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Overthinking bisa diartikan sebagai pikiran yang berlebihan. Berpikir lebih dari yang diharapkan. Kalau diartikan lebih luas ke arah positif, bisa juga diartikan sebagai cita-cita,  harapan, keinginan. Tapi yang ini agak melenceng pengertiannya, tapi bisa juga sebagai pembanding dari istilah bahasa aslinya.

Kalau mau diibaratkan. overthinking seperti orang sok yakin. Berpikir dulu yakin bisa atau mampu sebelum ia melakukan sesuatu yang dipikirkan itu. Misalnya mau naik ke lantai 5 pada sebuah gedung atau bangunan vertikal tempat sebuah acara sedang berlangsung.  "Sudah, tak usah menggunakan lift. Orangnya sudah berjubel."

Overthinking dulu bisa mencapai lima lantai dengan menaiki anak tangga yang ada.  Kalau nanti ternyata dia hanya kuat di tiga lantai,  itu urusan belakangan. Overthinking-nya tak terbukti.

Overthinking Wajar

Berpikir yang lebih, sebenarnya bukan sesuatu yang dapat dianggap benar  atau salah. Tetapi memang harus mendudukkannya  pada porsi yang tepat. Kalau overthinking-nya terlalu tinggi,  tidak diimbangi dengan kemampuan diri,  jelas akan muncul rasa kecewa. Tidak sesuai dengan bayangan, jauh dari ekspektasi. 

Penyikapan secara salah atau negatif, bisa jadi nglokro, semangat turun atau putus asa.  Tapi kalau bisa melihat dar sudut pandang lain, ini semestinya malah bisa menjadi sebuah pelajaran baik. Berguna untuk mengoreksi  kesalahan yang sebelumnya,  memperbaiki lagi kekurangan yang ada. Supaya ke depan bisa melakukan yang lebih baik lagi. 

Jadi kalaupun tetap punya overthinking, kalaupun nanti tetap tidak sesuai dengan harapan awal, rasa  kecewanya tadi sudah tidak terlalu besar seperti kejadian sebelumnya.

Tanpa Overthinking Bisa Top One

Overthinking, saya lebih menyukainya pengertian ini sebagai sebuah harapan atau  optimisme. Beberapa kali atau mungkin sering saya berada di titik  ini. Kalau nantinya meleset, ya pasti muncul rasa kecewanya. Kadang juga tepat sesuai prediksi.  Atau justru kalau tanpa overthinking (atau orang menyebutnya low profile), sebaliknya justru malah mendapatkan hasil yang lebih dari yang dipikirkan tadi. 

Misalnya dalam gambat ilustrasi di atas tadi. Jelas ada overthinking di sana. Siapa sih yang tak ingin menjadi juara?  Tapi kalau hasil akhirnya hanya mampu menggondol peringkat tengah, ya bukan salah overthinking-nya. Overthinking bisa jadi pembelajaran.

Contoh sederhana lainnya dalam konteks dekat dengan aktivitas menulis di kanal bersama Kompasiana ini. Dua tulisan yang saya buat dan tayang pada hari yang sama, Senin,  3 hari lalu (22 Maret) Pertama, Bertanam Itu Mudah, Tak Usah Berkeluh Kesah. Kedua, Memanfaatkan Air Hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun