Jadi yang ada tinggal gigi seri yang berfungsi sebagai pemotong, dan gigi geraham sebagai pengunyah. Gigi taring satunya masih ada. Itupun sebenarnya posisinya juga tak pas betul. “Biar tetap ada manis-manisnya, begitu, lho, hehe...”
Ya, gigi gingsul secara spesifik juga dikaitkan dengan keberadaan taring. Kalau dengan keberadaan gigi itu jadi menakutkan kayak drakula, ya memang lebih baik dicabut saja. Selain merusak pemandangan, secara estetis tak membuat manis, juga merusak cara kerja gigi yang lainnya.
***
Gingsul itu juga bisa disebabkan karena taringnya yang telat tumbuh. Rentang waktu yang diperlukan untuk tumbuh yaitu sekitar 10 bulan. Dihitung dari jarak mulai lepasnya gigi taring dari gigi susu sampai ke gigi taring permanen. Hal ini berbeda dengan jarak tanggal gigi yang lain, yang tidak memerlukan waktu lama untuk berganti.
Ketika gigi taring ini telat tumbuh, karena fase pergantiannya lama, jatah tempat untuk gigi taring baru kemudian terambil oleh gigi-gigi lain di sekitarnya.
Pada akhirnya, saat gigi taring mulai muncul ke permukaan, ruangnya untuk tumbuh sudah habis. Oleh karena gigi taring harus tumbuh dan tetap keluar ke permukaan, maka posisinya jadi tidak sejajar dengan gigi lain dan menjadi gingsul .
***
Penjelasan lain soal gigi gingsul bisa tumbuh karena faktor gigi susu yang tanggal secara prematur. Bisa juga karena bersinggungan dengan benda keras ataupun karena kecelakaan.
Gigi susu yang tanggal prematur ini tidak memberikan ruang yang cukup untuk gigi permanen yang akan tumbuh nantinya, sehingga terjadi penjejalan. Pada istilah kedokteran gigi, posisi ini disebut ektopik atau menonjol.
Sebenarnya, semua gigi berpotensi mengalami ektopik atau gingsul, tetapi gigi taring adalah gigi yang paling sering mengalami keadaan gingsul karena urutan tumbuhnya paling akhir.
***