Deretan berita regional yang hadir di linimasa gawai hari ini, masih menyampaikan kabar kalau harga cabai makin pedas di pasaran. Cabai rawit per bijinya Rp500, sedangkan harga perkilo Rp150 ribu, Bukan main....
Harga yang pedas ini diamini oleh pedagang sayur langganan yang tadi siang saya datangi warungnya. “Harga lomboknya mahal sekarang. Di pasar, nggak mau turun-turun,” katanya sambat (berkeluh kesah) sambil mengambil beberapa jenis sayur padanan buat lodeh.
Kalau pedagang saja masih berkeluh kesah begini. Bagaimana dengan konsumennya? Tambah puyeng juga yang dirasakan. Menyiasati bagaimana bisa mengolah aneka masakan yang sama, tapi harga bahan mentahnya sudah tidak dapat dikompromikan.
Bumbu utama tentu tak bisa disiasati. Rasanya tentu berbeda. Tak bisa maknyuss kalau takarannya menurun. Wah, bisa-bisa selera makan jadi berkurang juga.
Dua tangkap layar berita di atas, mengingatkan kembali saat walikota Surabaya masih dijabat Tri Rismaharini. Pada tahun 2017, di bulan April, bersama komunitas “bicaraSurabaya”, pemkot Surabaya menggelar aksi yang cukup unik.
Biasanya aksi sosial itu ditandai dengan melakukan kegiatan semacam donor darah, pembagian bingkisan kepada keluarga atau orang tak mampu, bersih-bersih sungai, atau hal fisik lain. Tapi ini yang dilakukan adalah pembagian bibit tanaman lombok atau cabe.
Aksi yang dinamai #SurabayaPedas ini konon membagikan ratusan ribu bibit yang dibagikan ke-31 kecamatan, juga ke masyarakat umum. Selain itu secara simbolis, di salah satu area taman Kalimas, juga secara serentak ditanami bibit ini.
Jangan ditanya kalau namanya barang “gratis”, pasti jadi rebutan, haha.... Bukan nilai barangnya, tapi "rasanya Bung..." :)
Entah nanti bibitnya itu benar-benar dirawat atau hanya senang berjuang waktu ‘berebut’, itu saya tidak tahu. Tidak ada kelanjutan kegiatan pasca itu. Misalnya ada hadiah buat yang berhasil merawatnya hingga berbuah.
Mungkin waktu itu saya agak kesiangan datangnya. Sekitar jam 7 pagi di salah satu area Car Free Day tengah kota Jalan Tunjungan. “Wah, sudah habis..”