Memang ada banyak kendala yang bisa membuat seorang penulis suatu saat merasa kebingungan dalam menentukan judul. Padahal judul tulisan adalah faktor terkuat untuk "promosi" tulisan. Kalau judulnya saja tidak menarik, orang juga akan melewatkannya begitu saja.
Kalau saingannya cuma 2-3 atau 3-4 tak masalah. Masih berkisar jumlah satuan. Tapi kalau sudah puluhan judul yang beredar, judul-judul yang cenderung biasa (standar) tak akan menarik minat orang untuk mampir melihat.
Nah, bagaimana agar terhindar dari "masa kebingungan cari judul". Sebenarnya gampang, fokus tulisan mengarah ke mana? Titik sentral itu yang akan menjadi judul tulisan.
Saya anti terhadap judul-judul yang mengarah pada clickbait. Lebih baik jujur pada isi tulisan ketimbang membohongi pembaca agar secara tanpa sadar "klik" tulisan yang dibuat. Pembaca bisa kecewa, dan suatu saat mereka tak mau lagi membaca karya kita. Rugi sendiri, kan?! Apalagi kalau sudah punya penggemar rahasia, silent reader. Bahaya itu, hehe...
Beda ya, antara membuat judul yang bisa membuat orang penasaran terhadap isi sebuah tulisan dengan judul yang dibuat seolah-olah benar demikian (sesuai judul tapi padahal isi sebaliknya).
Dalam ilmu jurnalistik, penulisan judul yang "baik dan benar" itu hendaknya ditulis sependek mungkin, tetapi tetap singkat, padat, dan jelas. Judul yang "baik" adalah judul yang dapat dibaca dalam satu tarikan nafas. Jika tidak, maka itu bukanlah judul efektif maupun efisien.
Satu lagi, ilmu psikologi banyak membantu orang untuk mendapatkan respon alias umpan balik dari sebuah judul tulisan. Jadi, membuat judul tulisan bisa juga dengan cara "memainkan perasaan". Tapi ini jangan ditujukan pada pasangan ya, bisa kelar hidupmu, haha...
Perasaan yang dimaksud antara lain adalah:
1. Terkejut, heran, tidak percaya
2. Penasaran, ingin tahu, bertanya-tanya
3. Kepastian, yakin, tepat
4. Galau, kuatir, resah
5. Simpati, empati
Penutup, tentu saja segmentasi pembaca. Judul yang menarik buat anak muda, tentu yang merasa sudah berusia di atasnya akan melewatkannya begitu saja. Sebaliknya, judul yang mengarah pada lansia, maka yang belum merasa lansia juga pasti akan melewatkannya.
Kalau tulisan itu ditujukan pada segmentasi pembaca umum, all generation, tentu perlu sering berlatih kreativitas. Biar tak sia-sia, seperti gambaran juri masak tadi. Sayang, tulisan bagus-bagus, pembacanya cuma segelintir orang.
23 Februari 2021