Pada pertengahan bulan ini, sudah kali ketiga bisa memetik pare yang tumbuh di halaman depan rumah. Tanaman baru karena yang lama sudah mengering dan mati.
Daripada cuma iming-iming hasilnya, baiklah, saatnya berbagi kisah.Â
Momordica Charantia. Lho, kok namanya mirip dengan situasi sekarang ini, ya? Karantina. Ya, itu adalah nama latin dari Pare. Sayuran olahan yang terkenal jadi salah satu item siomay.
Jenis tanaman yang rasanya pahit ini merupakan anggota keluarga dari mentimun (Cucurbitaceae). Ia biasanya tumbuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.
Pare memiliki beberapa sebutan berbeda-beda di tiap daerah. Di daerah Jawa Barat, disebut paria. Di daerah Sumatera disebut pepare. Di Eropa buah ini disebut dengan nama Bitter Mellon.
Menurut National Nutrient Data Base (USDA),  pare ternyata kaya nutrisi, seperti vitamin A dan C, folat, niacin, asam pantotenat, rhiboflavin, thiamin, serta pyridoxine. Pare juga merupakan sumber energi, protein, karbohidrat, dan serat.
Tak hanya itu, pare juga mengandung senyawa lain seperi kalium, kalsium, zat besi, sodium, mangan, karoten, dan lutein-zeaxanthin. Semua kandungan dalam pare tentu sangat dibutuhkan tubuh.
Kaya Manfaat
Meskipun tanaman in mudah ditemukan di pasar, tapi ia sebenarnya bukan tanaman yang tidak bisa setiap saat bisa ditemukan, alias musiman. Dari beragam sumber, pare memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Â Selain berguna untuk nutrisi tubuh, pare ternyata juga bisa untuk perawatan kecantikan kulit dan rambut.
Mengutip dari sini, setidaknya ada 25 manfaat pare untuk kesehatan. Antara lain (lengkapnya silakan lihat sumber, ini rangkuman):
1. Â Â Â Menyehatkan pencernaan, yaitu bisa mencegah datangnya masalah kenaikan asam lambung