"Suroboyo iku wisata'e nang 'ndi? Karaoke, panti pijet? Gak jelas..."
(Surabaya itu kalau mau wisata ke mana? Karaoke? Panti pijat? Tak jelas....)
Suasana pilkadal (pemilihan kepada daerah secara langsung) 2020 di Surabaya memang tak sampai sepanas suhu politik di DKI Jakarta. Tapi, meskipun kelihatannya tenang di permukaan, tapi di bawahnya arusnya begitu nampak kelihatan bergolak.
Di antara video yang tersebar di dunia maya, salah satu yang mungkin bisa jadi pemantik masalah atau malah jadi blunder adalah soal pariwisata Surabaya.
Salah satu pasangan calon (paslon) mengemukakan pernyataan seperti yang tertera dalam tangkapan layar di bawah ini. Ia mempertanyakan soal tempat wisata di Surabaya. Mau ke mana sebenarnya tempat jujugan yang pas di kota Pahlawan ini.
"Waduh, Surabaya tempat wisatanya karaoke dan panti pijat...?!" Â Oh, no.... :(
Apa tak ada tempat lain yang lebih menyejukkan telinga begitu? Masa sebagai kota terbesar di Indonesia ini, kalau mau wisata, kunjungannya di karaoke dan panti pijat? Tak salah dengar atau tak salah kata?
Padahal, Surabaya ini sudah diakui oleh dunia internasional. Banyak prestasi yangsudah ditorehkan. Bukan hanya membanggakan warga lokal tapi juga negara.
Secara acak, misalnya, tahun 2012 mendapatkan penghargaan Kota Terbaik Se-Asia Pasifik versi Citynet. Juga penghargaan untuk Kota Berkelanjutan ASEAN, Enviromentally Award.
Pada tahun 2013, meraih 2 kategori penghargaan tingkat Asia Pasifik dalam ajang FutureGov Award. Taman Bungkul yang berada jalur utama kota, mendapatkan penghargaan di tahun yang sama pada The Asian Townscape Award.
Pada 2014, Surabaya mendapatkan penghargaan Socrates Award kategori Future City dari European Business Assembly (EBA).  Lalu dari London Summit Leaders, dalam kategori Innovative City of the Future, Surabaya jadi satu-satunya kota perwakilan dari Indonesia.