Virus Corona mewabah
Yang dibutuhkan hanyalah: jangan ke mana-mana
Kasihan tenaga medis dan paramedis yang berjuang
Ya, berjuang....
Buat kesembuhan para pasien
Bahasa ibu terkadang lebih mampu untuk dicerna lebih baik oleh para penuturnya. Walaupun terkadang juga terkesan main-main, tapi sebenarnya pesan moral yang disampaikan sama.
Seperti pada capture flowchart di atas. Bagi yang kurang atau tidak paham dengan bahasa a la Suroboyo, maksudnya adalah baik yang tua, yang muda; bahkan yang merasa sehat sekalipun, hendaknya taat anjuran. Jangan keluyuran, di rumah saja. Sebab, potensi dan bahaya penyebaran virus, ada di mana-mana. Bantulah program kemanusiaan ini, agar kondisi secepatnya bisa pulih.

Tidak!
Iti proses yang alamiah
Mereka lelah
Mereka capek
Mereka juga butuh istirahat
Mereka pun punya keluarga
Oh, ya, capture yang menjadi narasi tulisan ini sebagian besar diambil dari ruang WA grup. Sudah dapat ijin untuk mewartakan curhat-nya. Sebagian besar dari mereka adalah para dokter aktif. Jadi, soal tingkat kepercayaannya, tidak mungkinlah itu hoaks. Mereka juga paham itu. Silakan dibaca sendiri isinya. Tulisan ini hanya meramu dan meringkasnya kembali. Biar beban itu bisa dipikul bersama.
Kisah-kisah para petugas kesehatan (medis dan paramedis) sebetulnya sudah banyak juga yang beredar di media sosial. Baik itu dalam bentuk foto atau video. Tentu dengan caption dan cerita dari foto-foto itu.
Pengunggahan kisah-kisah di balik perawatan pasien, barangkali selama ini luput dari perhatian. Mungkin yang ada adalah kisah-kisah kesaksian dari para pasien. Entah itu ucapan terima kasih atas perawatan hingga kesembuhan (atau juga bahkan ketika maut menjemput si pasien). Tetapi dari tim medis dan paramedis sendiri, kalaupun ada, sangat jarang terekpose.
Tentu, pada kasus penanganan mewabahnya virus corona di Indonesia, pampangan cerita dari para petugas kesehatan yang langsung berada di garda depan bukan sekadar buat 'gagah-gagahan'. Kisah-kisah yang muncul, bukanlah mengada-ada. Bukan sekadar in action supaya mendapat simpati dan tanggapan.
Memang, ada 'oknum' yang menganggapnya sebagai hal yang biasa saja. Bahkan bisa jadi bahan bercanda. Misalnya saja komentar semacam "Baju astronot di rumah sakit".
Gejala psikis yang meng-gampang-kan ini tentu saja juga menjadi sumber penyakit yang bisa menggagalkan skenario perang #LawanCovid19.
Perilaku kebanyakan masyarakat yang bandel terhadap "protokol kesehatan" bisa menjadi penghambat kerja keras negara dalam memberantas pandemi Covid-19.