Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cerdik Menanam dan Puas Memanen melalui Urban Farming di Lahan Sempit

22 Maret 2020   17:00 Diperbarui: 25 Maret 2020   10:24 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui karakteristik tanaman sesuai musimnya bisa mendatangkan keuntungan saat memanen|Koleksi pribadi

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
Yup, langkah sederhana ini setidaknya mengurangi sampah plastik yang butuh waktu hingga ratusan tahun terurai. Hasil kebun produksi sendiri, walaupun hasilnya kelak terbatas untuk kebutuhan dapur sendiri, setidaknya bisa mengurangi sedikit pengeluaran belanja. 

Kalau mau dikomersialkan, tentu hasil kebunnya harus cukup banyak. Atau sekadar menjual bibitnya? Bisa juga sih....

Tanaman sendiri, paling tidak jauh lebih bermutu. Sebab kita tahu prosesnya. Ya, minimal, jelas sehat karena organik. 

Dan bagi yang melakukannya, Anda bisa lebih sehat. Sebab aktivitas berkebun juga bisa menjadi salah satu cara refreshing menghilangkan stres dan obat pikun.

Oh ya. bertanam tanaman yang bijinya gampang didapat. Tidak harus membeli bibit dari pabrik. Ambil saja bibit dari bahan masakan sehari-hari. Atau kalau boleh, minta saja ke tetangga yang punya tanaman yang jarang dijumpai, hehe...

Selamat mencoba...

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
 

© Hendra Setiawan
20.03.2020
*) ditulis dalam rangka menyambut vernal equinoks, hari air sedunia dan hari hutan internasional  (21 dan 22 Maret)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun