Jalan Gubeng ambles!
Hah....?!Beneran?! Ya, ampun... Itu kan jalan yang kerap dilalui. Kejadiannya padaSelasa malam, 18 Desember 2018 pkl. 21.49 WIB.
Jam-jam segitu saban hari selalu ramai. Kecuali pas libur panjang beberapa hari sepertilebaran. Jalan sepi, sudah gak kaget.
Trus korbannya? Tidak ada! Blassss....
Wah, ajaib juga kalau begitu. Atau jangan-jangan ini sebuah pertanda. Dia masih sayang pada warga Surabaya.
Ah,entahlah.... Â Â Â Â Â Â
Berita pagi itu, Rabu (19/12) begitu santer terdengar. Tidak saja dalam aksi sunyi di media online. Tapi juga dalam percakapan dini haridi pasar dan kampung. Orang pada sibuk membahas amblesnya jalan Raya Gubeng.
Ambles ya, bukan amblas! Ambles berarti turun, terjadi penurunan pada struktur tanah. Kalau amblas itu artinya hilang. Dua kata itu dalam konteks bahasa Jawa beda artinya, yang diindonesiakan kadang disamakan begitu saja.
Konon, amblesnya salah satu jalur sibuk di tengah kota Surabaya itu karena pada sisi lain, ada pembangunan basement untuk pengembangan RS. Dugaannya, konstruksi penahannya tidak kuat menahan beban.
Terus ditambah lagi, sekarang musim hujan. Jadinya tiap tetesannya merembes perlahan, dan masuk juga pada lapisan tanah di bawahnya.
Jangan dikira, aspal itu awet. Tidak. Kelihatannya sajatertutup rapat, tidak berongga. Tapi musuh utama jalan aspal adalah air.