Mohon tunggu...
HEndori irawan
HEndori irawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Rajamanggala University of Technology Tanyaburi, Faculty of Agricurtural Technology

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Orang Tua Melarat, Anak Harus Semangat !

23 Februari 2014   21:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus Senyum Semangat Setiap Saat !!

Tidak jarang dari kita selalu dikelilingi dengan ujian dan cobaan dalam hidup, dan terkadang ujian hidup membuat seseorang merasa bersedih dan putus asa bahkan mengakhiri hidupnya hanya karena hal ini, sungguh miris jika itu dilakukan karena betapa banyak nikmat Tuhan yang melimpah ruah tidak kita sadari dan kita kufur akan hal itu.

Banyak masalah yang akan muncul selama perjalanan hidup kita dan akan selalu menghadang didepan kita. Hal itu terjadi karena Tuhan menguji hambanya, hal ini dijelaskan pada surah Al-Ankabut ayat 2 dan 3 yaitu :

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.” [Al-Ankabut ayat 2 - 3]

Oleh karea itulah, bijaklah menghadapi masalah masalah dalam hidup dan optimis kita bisa melewatinya dengan akhir yang membahagiakan. InsyaAllah.

Dewasa ini, begitu banyak masalah yang menekan semangat muda-mudi untuk Move on for get their dreams, salah satunya yaitu misal seperti sebuah kondisi kekurangan dalam keluarga yang penulis rangkum dalam judul Orang Tua Melarat, Anak harus semangat.

Penulis menyadari, Keadaan tersebut akan memiliki banyak dampak kepada setiap anggota keluarganya, termasuk kepada juga anaknya. bisa dampak positif maupun dampak negatif tergantung kita yang menjalankannya. Sudah banyak kasusnya anak yang memiliki keadaan orang tuanya melarat tidak mau mengenyam pendidikan tinggi atau minimal bisa sukses dimasa depan nanti, mereka merasa minder atau mereka merasa tidak pantas berkumpul dengan orang yang lebih punya dari pada mereka.

Ini erat kaitannya dengan perkembangan mental dalam diri untuk menjadi pribadi yang tangguh, jika setiap hari ketika mau melakukan apa-apa selalu minder maka ini akan menjadi sebuah kebiasaan negatif yang akan membentuk pribadi yang lemah dalam menghadapi hidup. Belum lagi dengan yang namanya semangat, esensi semangat ini semakin hari semakin merosot bahkan hilang ketika menoleh kebelakang terlihat bahwa orang tua kita dalam kondisi kekurangan.

Kekurangan erat hubungannya dengan ketidakmampuan bagi sebagian orang namun itu tidak mutlak terjadi, karena masih banyak yang memaknai kekurangan adalah sebuah Cobaan. Hal ini bisa dibuktikan, lihat saja fenomena saat ini, banyak para tokoh politisi, artis terkenal, atau tokoh terkenal yang sudah bisa kita sebut "pasti bahagia" dengan harta yang dimilikinya malah mereka sengsara, bertambah tamak atau bahkan merosot moralnya. hal itu karena mereka tidak menganggap kecukupan yang yang ada pada dirinya adalah suatu pemberian dari Tuhannya sehingga mereka menggunakan seenaknya saja untuk berjudi, berzina, membunuh, menghasut menyuap dll.

Sebenarnya jika kita merenungkan benar benar keadaan ini, dengan penuh harap serta mau bangkit dan merubah keadaan maka keadaan ini akan terbalik 180 derajat ke arah positif. Yaitu jika kita melihat kekurangan / melarat ini adalah cobaaan bahkan tantangan maka ini akan menjadi stimulus yang manjur untuk merangsang semangat kita untuk bangkit dan terus semangat menghadapi hidup. Kondisi melarat ibarat sisi Vertikal dari sebuah koin yang satu sisi berisi kebahagian dan sisi satunya kesengsaraan, maka ketika kita meletakkan koin itu ditempat datar maka itulah keputusannya, pilih bahagia atau sengsara. Di sisi lain, Mereka yang berkecukupan namun sengsara adalah mereka yang memaknai harta adalah segalanya dan lupa akan ajal yang akan menjemputnya. Hal Itu adalah sebuah pelajaran untuk kita bersama, maka sebaliknya jika kita adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga kekurangan atau biasa disebut melarat harus menjauhi sepenuhnya kebiasaan para hedonism seperti diatas. Ingat itu1 namun tidak harus mutlak kita harus merenung dan menjauh dari kehidupan sosial karena minder terhadap keadaan kita. TIDAK.. jangan minder!!! Dont do like that. Please.. Allah Always be there.

Kita harus bisa memanfaatkan kondisi orang tua yang melarat sebagai stimulus untuk kita untuk mengejar mimpi-mimpi,, boleh saja anak kekurangan namun semangat harus dikobarkan. dan gigih dalam berjuang harus diterapkan serta pantang mundur. semangat 45!!

Jika kita menelaah lebih luas, sebenarnya itu adalah sebuah cobaaan, dan cobaan itu sesuai dengan kemampuan hamba-hambanya. Karena dalam Al-Qur;an disebutkan :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. [Al-Baqoroh 286]

jadi, Allah itu sudah memberi cobaan kepada kita sesuai dengan porsinya. ibarat makanan Porsinya sudah sesuai dan tinggal dimakan dan dihabiskan. Right?? Mungkin tidak bisa dihindari adanya kekurangan semangat saat berjuang dalam perjalanan hidup ini, kadang kondisi semangat juang yang gagah mungkin tidak konsisten dalam diri seorang anak yang memiliki orang tua yang melarat, dan penulis anggap hal itu wajar. karena orang yang dirasa cukuppun pasti pernah mengalami Low Spirit in their self atau karena kita juga manusia yang bisa jatuh bangun semangatnya. Namun yang terpenting adalah  berdiri lagi untuk mengatasinya.

Penulis juga berasal dari keluarga melarat yang penghasilan sehari-hari yang hanya cukup untuk makan keluarga, tapi penulis menghadapi itu dan menyampaikan segala keinginan pada Allah sehingga penulis selalu Positif thinking and i hope someday will get a happiness. Sukses harus dikejar dan diperjuangkan, atau buat misal buat slogan seperti "Suksesku harga mati" hee. Berbicara sukses erat kaitannya dengan cita-cita atau visi hidup masing masing orang. Ada begitu banyak cita-cita pada setiap diri seseorang dan harus diraih dalam kondisi apapun karena dalam hal menggapai cita-cita yang tinggi, bukan mustahil anak yang terlahirkan dari kondisi orang tua yang melarat bisa juga menggapai cita-cita yang tinggi karena orang tua yang kaya bukan jaminan anaknya akan sukses kelak, dan ini sudah banyak kasusnya.

intinya, semangat menggapai cita-cita harus selalu di upgrade setiap hari dan dilatih setiap hari (wahh, macam latihan milter aja nih). Berikut Menurut penulis, ada beberapa yang bisa menjadi pondasi untuk mempertahankan semangat kita dalam mencapai cita-cita meskipun dalam kondisi orang tua melarat sekalipun yaitu :

1. Kemauan yg kuat (Azzam)

Harus..!!! Setiap kali akan mengejar target atau cita-cita ciptakan kemauan yang kuat (Azzam), kemauan yang kuat yang tertanam dalam diriakan selalu muncul dan membantu menstimulus semangat dalam kondisi apapun. entah sulit mudah gampang dll kalau sudah ada kemauan yang kuat pasti akan terus maju kedepan.

2. Bersikap Gigih,

Walau halangan rintangan membentang tak jadi beban masalah tak jadi beban pikiran  (heee  kayak lagunya kera sakti ya) Ya benar, rintangan sebesar bumipun kalo kita gigih terhadap target kita maka itu akan kita selesaikan karena gigih berarti tak ada alasan  untuk mundur satu langkahpun.

3. Melipat gandakan kesabaran Yaa.. ini begitu penting untuk diingat, perjalanan menjapai cita cita itu tidak akan instan kita dapatkan pasti akan ada sedikit atau banyak kegagalan selama perjalanan. "Hanya Dora The Explorer yang selalu berhasil" semuanya pasti pernah mengalami kegagalan. namun hal itu harus kita hadapi dengan sabar karena di balik kesabaran ada ketulusan, ada keikhlasan dan ketegaran yang akan mengantarkan kita kepada pintu gerbang kesuksesan.

4. Mengasah tiada henti Seseorang yang mau sukses gak mungkin donk tanpa mengasah setiap hari potensi yang ada dalam dirinya, karena seseorang yang mau sukses itu ibarat pisau yang harus diasah agar tetap tajam dan bermanfaat. Pembelajar sejati tidak akan pernah puas dengan ilmu yang diperolehnya.

Bahkan, penulis sangat pernah atau sering gagal, kalo di ingat-ingat penulis pernah buat ibu menangis didepan penulis karena penulis gagal masuk seleksi beasiswa diperguruan tinggi ternama di indonesia. Astagfirullah.. Sabar kuncinya, yang terpenting bukan berapa kali kita gagal, tapi seberapa cepat kita bangkit. right??

Wahhh Kalau gagal mengejar cita-cita terus putus asa gimana ya?

Jangan Donk.. maybe thats not yours. Allah Maha Adil lagi Maha Pemberi, siapa yang bersungguh sungguh maka dia akan mendapatkannya. Sekali gagal putus asa, ah. Cemen namanya itu hee..

Penulis menggarisbawahi bahwa Janganlah berputus asa karena Putus asa dalam Islam adalah dosa. Coba buka wawasan dan simak kata-kata yang dirangkum dari Al-Qur'an berikut ini, dan jadikanlah ayat Al-Quran ini untuk penguat dan penerang hati disaat sedang bersedih atau galau, karena penulis juga selalu mengingat ayat-ayat Al-Qur'an dibawah ini.

Manusia bertanya, kenapa aku diberi ujian seberat ini?

Al-Qur'an menjawab, Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286)

Manusia bertanya, bolehkah aku frustasi?

Al-Qur'an menjawab, janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula kamu bersedih hati padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 139)

Manusia bertanya, bolehkan aku berputus asa?

Al Qur'an menjawab, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf: 87)

Manusia bertanya, bagaimana cara menghadapi ujian hidup?

Al-Qur'an menjawab, hai orang orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersifat siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200)

Jadilah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang orang yang khusyu. (QS. Al-Baqarah: 45)

Manusia bertanya, bagaimana menguatkan hatiku?

Al-Qur'an menjawab, cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia, hanya kepadaNya aku bertawakal. (QS. At-Taubah: 129)

Manusia bertanya, apa yang ku dapat dari semua ujian itu?

Al-Qur'an menjawab, sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mukmin diri dan harta mereka dengan surganya. (QS. At-Taubah: 111)

Manusia bertanya, kenapa aku diuji?

Al-Qur'an menjawab, apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman,sedang mereka tidak diuji lagi. (QS. Al-Ankabut: 2)

"Dan sesungguhnya kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 3)

Manusia bertanya, kenapa aku tidak diuji dalam hal baik-baik?

Al-Qur'an menjawab, boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal amat buruk bagimu (Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui). (QS. Baqarah: 216)

Dan masih banyak lagi kandungan (surat-surat atau ayat-ayat Al-Qur'an) yang dapat menerangi hati kita yang sedang bersedih.

Begitu komprehensifnya Al-Qur'an menjelaskan, jadi tidak ada alasan bagi anak yang terlahir dalam kondisi melarat  untuk tidak semangat mengejar sukses. No way.. Akhirnya, penulis menyadari betapa kufurnya kita jika kita tidak menyadari dan mensyukuri betapa banyak nikmat Allah kepada kita. Harusnya hal itu mengakar dalam benak kita selam kita hidup didunia ini. Demikian sharing sebagai renungan bersama.

Semoga Bermanfaat dan tetaplah optimis dan bersungguh-sungguh :)

Penulis bercita-cita "Bisa Dapet Beasiswa Kuliah Master (S2) di universitas ternama di Jepang dengan ditemani Istri Tercinta serta Lulus tepat waktu" Amiiiiinn ya rabb :) dan masih banyak lagii cita-cita lainnya :)

^HEndori^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun