COVID-19 merupakan jenis virus yang pertama kali terindefikasi dikota Wuhan pada bulan Desember 2019 setelah ditemukan anomali pada pasien yang mengalami gejala pneumonia. COVID-19 memiliki ciri khas menyerang sistem pernafasan yang menyebabkan beragam gangguan bahkan dalam beberapa kasus megakibatkan kematian pada penderita. Mobilitas penduduk global yang tinggi di tunjang dengan sifat virus yang mudah menular membuat COVID – 19 menyebar secara luas ke seluruh penjuru dunia. COVID-19 berdampak pada beragam sendi kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Persebaran secara luas membuat kegiatan belajar mengajar tatap muka ditiadakan untuk mencegah dan menanggulangi persebaran pandemik. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dirumah memuat peran orang tua semakin bertambah, pembelajaran dan pengembangan diri anak baik dari segi akademik maupun non akademik beralih penuh kedalam pengawasan orang tua. Pendidikan dan pengasuhan anak membutuhkan peranan orang tua sebagai motivator dan fasilitator anak dalam menjalani pembelajaran dari rumah. Orang tua memiliki peran sebagai pendidik, pengawas, bahkan sebagai pemenuh kebutuhan anak selama menjalani pembelajaran secara daring. Orang tua juga memiliki peran vital dalam menanamkan berbagai nilai karakter kepada anak di masa pandemik, antara lain nilai karakter beragama, disiplin, kreatif,mandiri, tanggung jawab dan rasa ingin tahu.
Pola pengasuhan yang diterapkan dengan baik maupun yang menunjang perkembangan anak dari segi fisik, psikis dan sosial. Anak yang diasuh dengan pola pengasuhan dengan baik memiliki potensi tinggi untuk mengaktualisasikan diri yang ditandai dengan mengerti dan mampu mengembangkan potensi, minat dan kelebihan yang dimiliki anak tersebut menggunakan cara unik yang memiliki nilai penting bagi anak untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan kreativitas serta memperluas wawasan.
Perlunya pembinaan pendidikan karakter yang sesuai dan tepat  menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah saat ini. Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu. Kementrian pendidikan dan kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter ( PKK ) yang ditetapkan sejak tahun 2016.
Tujuan gerakan penguatan pendidikan karakter adalah mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan pondasi pendidikan melalui hamonisasi oleh hati ( efek ),  ras ( estetik ),  pikir ( literasi ) dan  olahraga ( kinestetik). Bagaimana peranan ketiganya dapat termasuk dalam kepribadian dan pengembangan jiwa seorang anak. Oleh sebab itu pentingnya peranan penguatan pendidikan karakter bagi perkembangan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.
Diketahui mendidik anak dimasa sekarang ini membutuhkan kecerdasan dan ketangkasan yang utama dari seorang ibu. Seiring perkembangan teknologi manusia dituntut untuk masuk dan berperan didalamnya, bukan menjauh sehingga menjadikan gagap teknologi. Secara umum, sebenarnya anak – anak memiliki dasar perilaku yang baik, namun sering dengan pengaruh perkembangan zaman, perkembangan teknologi dan kecepatan informasi saat ini mempengaruhi mental dan budaya anak. Oleh sebab itu perlunya pendidikan yang tepat dan sesuai dengan tujuan dan harapan anak remaja tumbuh dengan sehat, cerdas, dan memiliki kepekaan dan sosialitas pada dunia sekitar mereka atau gaya hidup bermasyarakat dengan mampu belajar dan berinovasi demi terciptanya remaja yang tangguh dan cerdas di era milenial saat ini.
Referensi
Effendi, Y. (2020). POLA ASUH ANAK DI TENGAH PANDEMI COVID-19: Pendekatan Humanistik dalam mendukung Tumbuh Kembang Anak. WELFARE: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 9(2).
Fransori, A., Sulistijani, E., & Parwis, F. Y. (2019). PENYULUHAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DAN LITERASI DIGITAL PADA IBU-IBU MAJELIS TAKLIM AL-HIDAYAH DEPOK. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidikan (JPM-IKP), 2(01).
Latifah, A. (2020). Peran Lingkungan Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. JAPRA (Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal), 3(2), 101-112.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H