Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sudah Binen Kok Pinjam Duit?

7 Mei 2015   10:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memangnya kalau sudah binen -istilah Betawi untuk kesuksesan duniawi yang diadopsi dari bahasa Belanda- tak boleh pinjam duit? Tuh lihat para pengusaha sudah binen juga masih pada pinjam duit ke Bank.   He he he itu mah untuk usaha, sah saja pengusaha pinjam duit dari bank, malahan bank yang ngejar-ngejar pengusaha atawa nasabah yang dianggap binen supaya pinjam duit dari bank tersebut.

Kasus yang rasanya sudah terjadi bertahun-tahun sejak ada SMS, internet, milis, facebook dan lain-lain, yang pernah saya alami adalah kasus teman kuliah jaman dulu tiba-tiba kontak melalui milis atau facebook mau pinjam duit. Alasannya sedang berada di Inggris, dompet hilang, sudah begitu menulis pesannya pakai bahasa Inggris pula weleh-weleh. Ketika dijawab pakai bahasa Betawi, tak menjawab beliau, tak mungkinlah teman dan bekas tetangga pula sampai lupa bahasa pergaulan waktu remaja dulu, yang sok Betawi-betawian.

Semalam ada lagi teman lama, satu fakultas, cuma dia lebih senior setahun, sama - sama suka muncul di facebook, tapi bem sempat berteman di facebook. Anehya semalam teman masa muda yang menurut saya cukup binen ini -pernah jadi Dirjen di satu kementerian- tumben-tumbenan mengajak saya jadi friend di facebook, ya saya accept dong, karena kenal sekali, walaupun sudah puluhan tahun tak jumpa. Saya sebenarnya surprise juga teman semasa muda ini tumben-tumbenan ngajak chatting, say hallo, basa-basi, karena bukan tabiatnya demikian. Ketika saya layani chattng ini beliau tak pernah menyebut nama saya. Makin heran saya ketika ia bilang butuh duit segera untuk melunasi uang kuliah keponakannya yang kuliah S1 di UII Yogyakarta.

Saya tanya, memangnya mas ini siapa sebenarnya, dulu sekolahnya di mana dan pernah kerja di mana? Langsung diam, tak menjawab sepatah katapun, padahal masih saya tunggu kelanjutan chattingnya. Kesimpulan saya, akun facebook teman saya dibajak orang iseng.

Pada dua kesempatan dihubungi penipu yang membajak akun email dan facebook teman-teman semasa sekolah dulu, kedua pemilik akun asli saya hubungi dan diberitahukan bahwa akunnya dibajak orang. Bayangkan jika saya tak punya nomor telepon keduanya sama sekali atau tak punya channel yang bisa memberitahu nomor telepon mereka, bisa-bisa tertipu mengirim sejumlah uang.

Malangnya si penipu benar-benar buta dengan kondisi akun yang dibajaknya, masa orang binen pinjam duit malam-malam ke temannya yang lama tak bertemu dan kalah binen pula he he he, alasannya buat bayar kuliah keponakan atau tiba-tiba menulis pesan pakai bahasa Inggris yang benar-benar nginggris, padahal biasanya bicara bahasa Sunda atau Betawi-betawian.

Pertanyaan spesifik wajib diajukan bila ada teman melalui email atau facebook dan semacamnya mau pinjam uang dengan alasan apapun. Recek via telepon langsung kepada yang bersangkutan bila ada nomor telepon yang diketahui atau bertanya ke teman lainnya. Modus penipuan mungkin sudah basi, tapi tak mustahil masih ada orang tertipu.

Catatan: Ternyata belakangan -entah setelah berapa jam- conversation yang ditulis "teman" saya dihapus oleh si pembajak, tapi apa yang saya tulis masih dapat dibaca. Namun chatting selengkapnya sebelum dihapus pembajak, sudah saya screenshot. Data otentik upaya penipuan sudah disimpan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun