[caption id="attachment_316236" align="alignnone" width="600" caption="Sodetan Ciliwung - Cisadane dan Cisadane - Ciliwung di Kota Bogor memungkinkan karena dekatnya jarak kedua sungai (Sumber: http://wahyuancol.files.wordpress.com/2007/02/aliransungaijakarta-smll-3.jpg)"][/caption] Sodetan Ciliwung - Cisadane Di sela-sela aktivitas blusukan di Jakarta pada 15 Januari 2014, Jokowi mengemukakan wacana membuat sodetan baru dari Ciliwung ke Cisadane di wilayah Kota Bogor. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mengurangi debit air Sungai Ciliwung saat memasuki kota Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan perlu adanya sodetan baru, yakni di kali Ciliwung ruas Bogor, Jawa Barat, yang dihubungkan dengan sungai Cisadane, Tangerang, Banten. Wacananya tersebut bahkan sudah pernah diutarakan sebelumnya. Wacana membuat sodetan baru ini akan dibahas lebih lanjut dengan Kementerian Pekerjaan Umum ujar Jokowi (Tribunnews.com, 15 Januari 2014). Di bagian Kota Bogor mana sodetan akan dibuat? Bila sodetan dibuat sebelum bendungan Katulampa, berarti sodetan akan melintang dari Ciliwung di sekitar Katulampa ke arah barat ke Cisadane melalui wilayah Tajur, Lawang Gintung, Cipaku atau Batutulis. Bila dibuat setelah Katulampa mungkin sodetan dimulai dari sekitar jembatan Ciliwung di Jalan Pajajaran lalu mengarah ke barat ke Sukasari, Batutulis atau Bondongan, Layungsari. Kedua alternatif yang saya duga tersebut akan melalui wilayah padat pemukiman, pertokoan, termasuk asrama Polri dan TNI, mungkin juga melalui sekitar Istana Batutulis. Bila wilayah padat penduduk itu berhasil dibebaskan dan tak ada kendala biaya untuk membuat sodetan, sedikit banyak akan mengubah wajah Kota Bogor entah menjadi lebih indah atau sebaliknya. Air sungai Ciliwung di musim hujan yang biasanya membludak ke Jakarta mungkin sekitar 30-40% akan menambah debit air sungai Cisadane, yang mengalir ke utara melewati Kota Tangerang dan bermuara di laut Jawa. Apakah tambahan air dari Ciliwung akan menambah kemungkinan terjadinya banjir di Kabupaten dan Kota Tangerang? Tanpa tambahan dari Ciliwungpun pada bulan November 2013 misalnya tercatat debit air Cisadane mencapai 475 meter kubik/detik dan disebut Siaga I dibanding kondisi normal debit air 50 - 200 meter kubik/detik (Tempo.co, 14 November 2013). Walikota Tangerang dan Bupati Tangerang harus diajak berunding oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Gubernur DKI, Walikota Bogor, Bupati Bogor dan dua Gubernur Jawa Barat dan Banten. Koordinasi para Kepala Daerah dan Kementerian Pekerjaan Umum sangat penting mengingat sodetan Ciliwung - Cisadane yang mungkin panjangnya tak sampai 4 Kilometer dampaknya tidak sederhana. Bisa-bisa banjir di Jakarta berkurang, Kota Tangerang terendam Cisadane dan Bogor berkurang keindahannya. Penduduk Tangerang dan Bogor tentu akan menolak kondisi demikian. [caption id="attachment_316481" align="alignnone" width="646" caption="Sodetan Cipakancilan - Ciliwung. Sungai Cipakancilan Di Bendungan Kebon Pedes, Kota Bogor, dibagi dua, satu mengalir ke arah Depok, satu sodetan sejauh 1 Km menuju ke Ciliwung."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H