Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seba atau Séba, Gélis atau Geulis?

14 Juli 2017   08:17 Diperbarui: 19 Juli 2017   23:08 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat penutur asli bahasa Sunda tak sulit mengucapkan kata séba dan geulis. Pada sebuah sinetron, kang Aceng sedang merayu neng Entin dengan mengatakan "Entin gèlis". Pasti maksudnya geulis alias cantik. Maklum Aceng, aktor yang bernama asli Sutan Simatupang bukan orang Sunda, pasti kalah fasih mengucapkan kata geulis oleh para mahasiswa IPB non Sunda yang bertahun-tahun tinggal di Bogor dan familiar dengan neng geulis Bogor.

Penyiar KompasTV yang bernama Yasir Nene Ama, mungkin berasal dari NTT. Ia juga cukup kesulitan mengucapkan kata séba ( diucapkan seperti saat mengucapkan kata penting). Yasir Nene Ama konsisten menyebutnya seba (e diucapkan seperti saat mengucapkan e pada kata sehat).

Sèba adalah ritual adat orang Baduy menyerahkan hasil pertaniannya kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten. Séba itu 'bahasa Baduy' yang  artinya adalah persembahan (kepada penguasa).

Waktu seorang bapak dari Baduy bicara di TV, ternyata saya 100% mengerti 'bahasa Baduy'. Anak saya bilang, "Tentu saja Papa ngerti, itu kan bahasa Sunda", hehehe.

Benar bahasa orang Baduy adalah dialek Sunda yang lebih kasar dibanding bahasa Sunda Bogor, apalagi bila dibandingkan Sunda Cianjur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun