Ah yang bener aja masa iya Presiden Prancis melerai debat di Kompasiana? Menurut pendapat saya sih betul, pada pidatonya setelah polisi Prancis menewaskan tiga teroris di Paris, ia menyerukan yang dilakukan teroris tidak berkaitan dengan agama. Orang-orang fanatik ini tidak ada hubungannya dengan Islam, kata Presiden Hollande, seperti diberitakan Kompas.com 10 Januari 2015. Mungkin maksud pak Presiden walaupun orang-orang tersebut beragama Islam, mereka melakukannya sebagai pribadi dan atas tanggungjawab pribadi.
Kompasiana membuka topik pilihan 'Serangan Maut di Charlie Hebdo', yang disambut 50 opini Kompasianer, bila belum bertambah. Pro kontra pada setiap artikel sangat terasa, ada yang berpihak pada gunmen, ada yang berpihak pada Charlie Hebdo, ada yang bertanya akar masalahnya apa, bukankah Charlie Hebdo berkali-kali menampilkan karikatur bergambar Nabi Muhammad SAW?. Kedua pihak kayaknya punya kesalahan.
Peristiwa pembunuhan awak redaksi Charlie Hebdo dan orang-orang yang saat itu berada di sekitarnya, mau tak mau membawa nama Islam, menyalahkan Islam, karena Charlie Hebdo yang pernah diperingatkan Pemerintah Prancis jangan menerbitkan karikatur yang bisa menimbulkan amarah orang (Islam), ternyata seperti menantang, gambar Nabi Muhammad ditampilkan dengan karikatur bernada menghina. Akhirnya muncullah beberapa orang yang tak mampu bersabar dengan mata gelap menembaki Charlie Hebdo, 12 orang tewas, beberapa orang luka-luka, seorang awak redaksi selamat karena ia perempuan.
Kita di komunitas Kompasiana juga tergerak ikut olah otak menulis opini - rasanya tak ada yang menulis reportase -Â menyampaikan pendapat, tentu dengan tujuan baik, jangan sampai kejadian ini terulang, jangan sampai kejadian mengerikan seperti ini terjadi di negeri kita.
Memang diantara komentator dan penulis opini ada yang bernada menyalahkan para gunmen, para teroris yang disebut kejam, tak tahu hukum, tak mau menyesuaikan diri dengan budaya Prancis dan lain sebagainya. Sebaliknya ada berpendapat pihak Charlie Hebdo juga punya porsi kesalahan, sudah diperingatkan masih juga menampilkan karikatur bernada menghina Nabi Muhammad SAW. Seharusnya yang menghukum Charlie Hebdo itu Pemerintah Prancis, sayangnya di sana berlaku kebebasan berekspresi tanpa batas yang dilindungi Undang-Undang, he he he pusing yah ....
Akhirya hukum Prancis secara legal formal ditegakkan juga, para teroris diburu dan tiga orang teroris terbunuh. Charlie Hebdo mendapat simpati luar biasa, sekalipun dari sudut pandang saya sebagai Kompasianer, Charlie Hebdo pada dasarnya juga melakukan terorisme jurnalistik.
Kembali ke Prancis, mudah-mudahan pidato Presiden Prancis Francoise Hollande walaupun ditujukan untuk warga Prancis, baik yang bule asli maupun warga keturunan asing, bisa juga diterima warga Indonesia yang ingin menyeret Islam sebagai pihak yang harus diadili. "Orang-orang fanatik ini tidak ada kaitannya dengan Islam," kata Hollande dalam pidatonya.
Mudah-mudahan pak Presiden Hollande juga mengingatkan masyarakatnya agar saling menghargai sesama warga negara Prancis, tidak menghina umat beragama apapun secara melampaui batas, karena Prancis juga dihuni sekitar tujuh juta warga beragama Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H