[caption id="attachment_212446" align="aligncenter" width="454" caption="Pemandu acara debat kandidat gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta (Foto saat acara berlangsung)"][/caption]
Debat Kandidat Putaran Kedua, demikian judul talk show yang diselenggarakan oleh Jak tv bekerjasama dengan KPUD Jakarta, pada Jumat, 14 September 2012, pukul 19.30 - 22.15, menghadirkan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok. Sebuah prestasi bagi Jak tv dapat menyelenggarakan debat kandidat gubernur dan wakil gubernur, pembawa acara Abdul Rashid dan Rachma Sarita mampu memandu acara dengan sistematis, walaupun Rachma sempat lupa langsung mengatakan acara selanjutnya debat antar kandidat, saat seharusnya giliran Foke-Nara memaparkan gagasannya tentang Sosial Budaya dan Agama.
Jalannya debat kandidat sangat menarik, kedua pihak terlihat cerdas menyampaikan gagasan dan menjawab sanggahan. Foke tampak percaya diri dengan penguasaan data yang baik, Jokowi tampil kurang meyakinkan membuat blunder dengan tuduhan korupsi dengan menyebut data dari PPATK, yang justru pernah dibantah PPATK sendiri. Ahok tampil meyakinkan dengan argumen pernyataan sederhana, mendasar, berdasarkan kenyataan di lapangan, sedangkan Nahrowi Ramli terlihat percaya diri walaupun banyak membuat pernyataan normatif  Panelis yang disiapkan Jak tv cukup lengkap, sebut saja Yayat Supriyatna, Pengamat Tata Kota, Imam Prasojo, Sosiolog dari FISIP UI, Siti Nurbaya bekas Sekjen Departemen Dalam Negeri dan satu panelis yang disapa ibu Nina, seorang ekonom.
Jak tv merebut kesempatan menayangkan debat politik yang sangat dinanti masyarakat Jakarta , celah kecil diantara dua TV berita yang selama ini mendominasi Jakarta dan Indonesia. Pertama Metro TV secara tidak langsung kurang diterima oleh Foke-Nara bila kita lihat penolakan mereka untuk hadir pada acara Mata Najwa, walaupun Metro TV masih kebagian menyelenggarakan debat kandidat hari Minggu, 16 September 2012. Sedangkan TV One selama ini sudah terlalu banyak dipenuhi acara-acara yang berbau politik, mungkin saja TV One kurang sigap merebut talk show yang seharusnya menarik masyarakat Indonesia ini, bukan hanya warga Jakarta.
Walaupun tidak berlabel TV berita, dengan nama Jak tv, nama yang menunjukkan fokus siaran untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, acara debat kandidat gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta 2012 – 2017 memang layak diselenggarakan oleh Jak tv. Pemirsa barangkali ingin melihat sebuah tayangan peristiwa politik dari Stasiun TV yang tak terlalu berpihak.
Sayangnya komentator yang ditampilkan setelah acara debat kandidat - Membedah Visi Misi Foke-Jokowi - dua dosen UI yang dikenal kurang ramah terhadap Pemerintah, yaitu Prof Dr Tjipta Lesmana dan Dr Effendi Gazali. Effendi diluar dugaan memberikan penilaiannya atas debat kandidat cukup obyektif dan cukup adil. Tjipta cenderung menilai Foke – Nara buruk dan sangat buruk, sebagian yang dikatakan Tjipta berdasarkan fakta, sayangnya keberpihakan Tjipta terlalu terlihat sebagai komentator.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H